Harga BBM Naik, Pedagang Pasar Sebut Harga Sembako Mulai Terkerek



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kenaikan harga bahan bakar minyak (BBM) yang terjadi minggu lalu, membuat Dewan Pengurus Pusat Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (DPP IKAPPI) khawatir hal tersebut akan berdampak besar terhadap banyak sektor khususnya para pedagang pasar.

Presiden Joko Widodo (Jokowi) akhirnya memutuskan menaikkan harga BBM jenis RON 90 atau Pertalite naik dari Rp 7.650/liter menjadi Rp 10.000/liter. Sementara itu, harga minyak diesel atau Solar naik dari Rp 5.150/liter ke Rp 6.800/liter.

"Kenaikan harga BBM ini akan berdampak sangat besar terhadap kenaikan harga sembako. Mungkin hari ini masih belum terlalu terlihat, karena masih penyesuaian harga, namun kenaikan harga sembako itu pasti," ujar Ahmad Choirul Furqon, Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI, dikutip dari keterangan yang diterima Kontan, Selasa (6/9).


Baca Juga: Weha Transportasi (WEHA) Naikkan Tarif Layanan hingga 25% Akibat Kenaikan Harga BBM

Ia melanjutkan bahwa kenaikan harga BBM ini akan memberikan efek domino terhadap kehidupan masyarakat, seperti inflasi, biaya transportasi, hingga lonjakan harga pangan.

"Jika inflasi diproyeksi awal hanya sekitar 4%, maka ada kemungkinan pasca kenaikan harga BBM analisa dari perbankan dan ekonom menyebutkan paling buruk yaitu 6% hingga 8%. Terus apakah ini baik untuk sebuah negara? Tentu tidak, maka dari itu jika pemerintah ingin membuat kebijakan harus dilihat secara holistik, bukan parsial," sambung Furqon.

Ia menambahkan dampak kenaikan BBM sudah mulai terlihat dengan naiknya harga daging ayam dan cabai di sejumlah daerah.

Ia menguraikan, dampak kenaikan harga BBM untuk awal sudah terlihat. Baru beberapa hari harga BBM naik, harga daging ayam di wilayah Singaparna sudah mulai naik, hal yang sama terjadi pada harga cabai di Tasikmalaya.

"Jangan sampai nanti ketika harga sembako sudah mulai naik malah saling menyalahkan. Pasalnya saling menyalahkan ini sudah pernah terjadi saat kenaikan harga cabai beberapa waktu lalu," imbuh Choirul.

Dia berharap pemerintah bisa menyelesaikan masalah ini dengan logis dan tidak hanya menggunakan kebijakan populis. Ia menilai kebijakan bantuan langsung tunai (BLT) dalam praktiknya hanya seperti menjadi obat bius sementara bagi masyarakat.

Dalam penutup Ketua Bidang Penguatan Usaha dan Investasi DPP IKAPPI ini menambahkan bahwa, jangan sampai kebijakan ini hanya menguntungkan segelintir orang. Ia berharap, kebijakan kenaikan harga BBM ini tidak hanya menguntungkan segelintir orang.

Baca Juga: KSPI Ancam Demo Sampai Akhir Tahun Jika Harga BBM Tak Turun

"Kita tahu sejak lama Indonesia disandera mafia migas, kami harap kenaikan harga BBM ini tidak hanya menguntungkan para importir migas dan menyengsarakan masyarakat, khususnya pedagang pasar," pungkasnya.

DPP IKAPPI sedang mengkonsolidasikan diri dan melakukan upaya-upaya penguatan serta menerima masukan dari anggota yang terdampak kenaikan BBM. Hal ini akan dilakukan dalam waktu dekat dan akan dilaksanakan pertemuan nasional yang melibatkan seluruh perwakilan Kabupaten Kota se-Indonesia dalam menolak kenaikan harga BBM.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi