JAKARTA. Pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meminta pemerintah menambah margin keuntungan. Mereka mengklaim laba yang didapat dari jualan BBM subsidi turun lantaran harga jual BBM subsidi naik. Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi bilang, saat ini pengusaha SPBU sedang lesu. Pasalnya, semenjak kenaikan harga BBM dan menurunnya harga Pertamax, margin laba jadi menurun. Saat ini margin yang di dapat dari penjualan pertamax sekitar Rp 450 per liter sedangkan untuk premium Rp 300 per liter. Bila dibandingkan sebelum kenaikan BBM subsidi, tingkat margin tersebut rata-rata turun 20%-30%. "Kami juga harus membayar pajak lebih besar. Sementara sampai saat ini belum ada insentif dari pemerintah," kata Eri kepada KONTAN, Jumat (28/11).
Harga BBM subsidi naik, ini kata pengusaha SPBU
JAKARTA. Pengusaha stasiun pengisian bahan bakar umum (SPBU) yang menjual bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi meminta pemerintah menambah margin keuntungan. Mereka mengklaim laba yang didapat dari jualan BBM subsidi turun lantaran harga jual BBM subsidi naik. Ketua Himpunan Wiraswasta Nasional Minyak dan Gas Bumi (Hiswana Migas) Eri Purnomohadi bilang, saat ini pengusaha SPBU sedang lesu. Pasalnya, semenjak kenaikan harga BBM dan menurunnya harga Pertamax, margin laba jadi menurun. Saat ini margin yang di dapat dari penjualan pertamax sekitar Rp 450 per liter sedangkan untuk premium Rp 300 per liter. Bila dibandingkan sebelum kenaikan BBM subsidi, tingkat margin tersebut rata-rata turun 20%-30%. "Kami juga harus membayar pajak lebih besar. Sementara sampai saat ini belum ada insentif dari pemerintah," kata Eri kepada KONTAN, Jumat (28/11).