Harga BBM subsidi naik, kucuran kredit melambat



JAKARTA. Kondisi makro ekonomi yang fluktuatif menghantui kinerja perbankan nasional. Apalagi, pemerintah berencana menaikkan harga bahan bakar minyak (BBM) bersubsidi. Alhasil, kredit diperkirakan bakal melambat, seiring penurunan permintaan.

Memasuki kuartal dua ini, para bankir yang dihubungi KONTAN pesimistis, kredit bakal bergairah.  Direktur Keuangan dan Strategis Bank Mandiri, Pahala Nugraha Mansuri, memproyeksi pertumbuhan kredit Mandiri di kuartal II-2013 tidak jauh berbeda dengan kuartal satu.  

Sepanjang tiga bulan pertama kemarin, Mandiri hanya mampu membukukan kredit sekitar Rp 391,6 triliun atau naik 19,7%  ketimbang tahun lalu.   "Akselerasi kredit baru terlihat di kuartal tiga nanti," tandas Pahala.


Tidak jauh berbeda, Presiden Direktur BCA, Jahja Setiaatmadja, mengatakan laju kredit di kuartal dua masih bakal konsolidasi. "Laju kredit belum tentu lebih tinggi dari kuartal satu," ujar dia.

Ia memprediksi, pertumbuhan kredit hingga akhir tahun akan berkisar di level 20%. Menurut dia, sektor-sektor kredit alat berat, perkebunan dan pertambangan masih akan menghambat laju kredit hingga akhir tahun. 

Selama kuartal I lalu, BCA sukses membukukan pertumbuhan kredit 26,7% menjadi Rp 209,2 triliun. Pertumbuhan kredit BCA tertolong segmen konsumer yang meningkat 34,4% menjadi Rp 71,7 triliun.

Faktor-faktor lain yang ikut memberatkan pertumbuhan kredit adalah dampak kenaikan upah minimum provinsi (UMP). Industri mengurangi pinjaman demi mengerem ekspansi. "Jika gejolak rupiah dan neraca perdagangan berlanjut, pertumbuhan ekonomi  semakin berkurang," ujar Jahja.

Sedikit berbeda, Presiden Direktur Bank OCBC NISP, Parwati Surjaudaja, masih optimistis kredit bakal bertumbuh stabil di kuartal dua. Dia mengestimasi, kredit bisa meningkat di atas 20%.  "Kenaikan BBM tentu ada efek negatif. Tapi jangka menengah masih kondusif," ujar dia.

Catatan saja, perlambatan kredit terlihat sejak kuartal I. Bank Indonesia (BI) mencatat, kredit hanya tumbuh 22,2%. Angka ini lebih rendah dari pencapaian pertumbuhan kredit periode sama tahun lalu sebesar 24,9%.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: