JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Bina Buana Tbk (BBRM) resmi menjadi emiten pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Tapi, harga BBRM ternyata tak mampu menanjak pada debut pertamanya. Saham BBRM terlihat stagnan dan ditutup di harga perdana di level Rp 230 per saham. Padahal saat pembukaan, BBRM sempat dibuka naik 8% menjadi Rp 250. Saham BBRM juga sempat menguat ke level tertinggi Rp 280 per saham. BBRM melepas 600 juta saham atau sebesar 24,3% dari jumlah seluruh modal disetor setelah initial public offering (IPO). BBRM meraih dana Rp 138 miliar. Dana tersebut sekitar 42% digunakan membiayai pembelian dua unit kapal penunjang lepas pantai (AHTS). Lalu 51% dana IPO digunakan untuk membayar 30% dari nilai pokok dan bunga dari obligasi konversi I yang diterbitkan BBRM. Sedangkan, sisanya sekitar 7% untuk modal kerja.
Harga BBRM tak bergerak dari harga IPO
JAKARTA. PT Pelayaran Nasional Bina Buana Tbk (BBRM) resmi menjadi emiten pertama yang mencatatkan saham di Bursa Efek Indonesia (BEI) tahun ini. Tapi, harga BBRM ternyata tak mampu menanjak pada debut pertamanya. Saham BBRM terlihat stagnan dan ditutup di harga perdana di level Rp 230 per saham. Padahal saat pembukaan, BBRM sempat dibuka naik 8% menjadi Rp 250. Saham BBRM juga sempat menguat ke level tertinggi Rp 280 per saham. BBRM melepas 600 juta saham atau sebesar 24,3% dari jumlah seluruh modal disetor setelah initial public offering (IPO). BBRM meraih dana Rp 138 miliar. Dana tersebut sekitar 42% digunakan membiayai pembelian dua unit kapal penunjang lepas pantai (AHTS). Lalu 51% dana IPO digunakan untuk membayar 30% dari nilai pokok dan bunga dari obligasi konversi I yang diterbitkan BBRM. Sedangkan, sisanya sekitar 7% untuk modal kerja.