KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai jika Pemerintah tidak melakukan intervensi atau subsidi produk-produk yang mengalami kenaikan harga, maka masyarakat tidak memiliki pilihan selain mengikuti harga pasar. Sebagai informasi, kenaikan harga soft commodities yang terjadi pada CPO, gandum, kedelai, jagung, beras, dan lainnya terus terjadi. Harga jual kedelai impor menanjak hingga Rp 11.000 per kg dari harga normalnya rata-rata Rp 6.500 per kg. Harga jagung di Bursa Chicago menembus US$ 6,51 per bushel, naik 11% dari posisi terendah setahun terakhir US$ 5,85 per bushel. "Jika Pemerintah memberikan subsidi atau insentif untuk membebaskan biaya impor, maka harga komoditas tersebut bisa lebih murah sampai ke pasar dalam negeri atau saat sampai ke end user dalam bentuk produk jadi," ujar Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi kepada Kontan, Selasa (15/2).
Harga Beberapa Soft Commodities Meningkat, Begini Respon YLKI
KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Yayasan Lembaga Konsumen Indonesia (YLKI) menilai jika Pemerintah tidak melakukan intervensi atau subsidi produk-produk yang mengalami kenaikan harga, maka masyarakat tidak memiliki pilihan selain mengikuti harga pasar. Sebagai informasi, kenaikan harga soft commodities yang terjadi pada CPO, gandum, kedelai, jagung, beras, dan lainnya terus terjadi. Harga jual kedelai impor menanjak hingga Rp 11.000 per kg dari harga normalnya rata-rata Rp 6.500 per kg. Harga jagung di Bursa Chicago menembus US$ 6,51 per bushel, naik 11% dari posisi terendah setahun terakhir US$ 5,85 per bushel. "Jika Pemerintah memberikan subsidi atau insentif untuk membebaskan biaya impor, maka harga komoditas tersebut bisa lebih murah sampai ke pasar dalam negeri atau saat sampai ke end user dalam bentuk produk jadi," ujar Ketua Harian YLKI, Tulus Abadi kepada Kontan, Selasa (15/2).