KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengungkap dampak dari anjloknya harga beras di Asia akibat India yang melonggarkan ekspor beras beberapa waktu belakangan ini.
Kepala Bapanas Arief Prasetyo mengatakan, kondisi anjloknya harga beras ini berpotensi bakal mempengaruhi pasar beras dunia (
international trade) bila tak segera mendapat perhatian.
“Tentunya akan mempengaruhi pasar beras dunia,
International Trade,” jelasnya kepada Kontan.co.id, Minggu, (6/10).
Arief menjelaskan, pemerintah sendiri telah menerapkan sejumlah kebijakan yang bakal menjaga harga beras RI tetap stabil. Di mana, pemerintah menetapkan harga pembelian pemerintah (HPP) gabah kering panen (GKP) di level Rp 6.000 per kilogram (kg).
Dia memastikan bahwa pemerintah bakal menjaga pembelian GKP tak sampai di bawah Rp 6.000 per kg. Hal itu dilakukan untuk menjaga ketersediaan beras nasional dan Nilai Tukar Petani Tanaman Pangan (NTPP).
Baca Juga: Harga Beras Dunia Anjlok, Begini Dampaknya ke Harga Beras di Dalam Negeri “Khusus untuk Indonesia harga pembelian pemerintah GKP Rp 6.000, yang bertujuan menjadi
safety net, jangan lebih rendah dari Rp 6.000. Saat ini di atas Rp 7.000 dibeberapa tempat. Kita jaga bersama NTPP,” jelasnya.
Di samping itu, lanjut Arief, saat ini posisi impor beras Indonesia dari India seluruhnya merupakan beras Basmati. Sehingga, anjloknya harga beras ini belum akan dirasakan dampaknya di Indonesia.
“Belum ada importasi dari India di luar beras basmati setelah India melarang jelang
election (Pemilu) mereka. Saatnya kita tingkatkan produksi dalam negeri untuk memenuhi kebutuhan pangan nasional kita,” pungkasnya.
Baca Juga: Menakar Dampak Pelonggaran Ekspor Beras India Terhadap Indonesia Untuk diketahui, harga beras di pasar ekspor Asia anjlok pekan ini, penyebabnya India yang merupakan eksportir beras terbesar di dunia dan menguasai hampir 40% perdagangan beras, melonggarkan pembatasan ekspor yang dilakukan sejak pertengahan tahun lalu.
Di akhir pekan lalu, India mengizinkan ekspor beras putih non basmati. Sebelumnya, pada Juli 2023, pemerintah India melarang ekspor beras non basmati setelah negeri Vrindavan tersebut mengalami kenaikan inflasi yang tinggi serta diikuti kenaikan harga pangan.
Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Putri Werdiningsih