JAKARTA. Meskipun pemerintah telah menaikkan harga pokok pembelian (HPP) gabah menjadi Rp 3.700 per kg, namun minat petani untuk menjualnya ke Bulog diperkirakan akan rendah. Petani menilai HPP gabah yang naik 10,4% tersebut masih terlalu kecil. Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengatakan bahwa HPP gabah yang ditetapkan bukan harga tertinggi dipasaran. Di beberapa daerah tidak sedikit yang membeli gabah di atas Rp 3.700 per kg. Kondisi ini membuat penyerapan beras yang dilakukan Bulog bakal lebih kecil dari target. Jika Bulog menargetkan serapan 2,5 juta ton, maka ditaksir serapan beras yang dilakukan Bulog hanya sampai 2 juta ton. Alasannya, ketika panen raya seperti saat ini, sekalipun dengan HPP gabah baru, Bulog tidak memiliki banyak waktu untuk menyerap hasil panen petani.
Harga beras bakal kembali mahal pasca panen
JAKARTA. Meskipun pemerintah telah menaikkan harga pokok pembelian (HPP) gabah menjadi Rp 3.700 per kg, namun minat petani untuk menjualnya ke Bulog diperkirakan akan rendah. Petani menilai HPP gabah yang naik 10,4% tersebut masih terlalu kecil. Winarno Tohir, Ketua Kontak Tani Nelayan Andalan (KTNA) mengatakan bahwa HPP gabah yang ditetapkan bukan harga tertinggi dipasaran. Di beberapa daerah tidak sedikit yang membeli gabah di atas Rp 3.700 per kg. Kondisi ini membuat penyerapan beras yang dilakukan Bulog bakal lebih kecil dari target. Jika Bulog menargetkan serapan 2,5 juta ton, maka ditaksir serapan beras yang dilakukan Bulog hanya sampai 2 juta ton. Alasannya, ketika panen raya seperti saat ini, sekalipun dengan HPP gabah baru, Bulog tidak memiliki banyak waktu untuk menyerap hasil panen petani.