Harga Beras di Atas HET, Ikappi Minta Pemerintah Tingkatkan Produksi



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mencatat harga beras medium dan premium hampir semua berada di atas harga eceran tertinggi (HET).

Merespon hal itu, Sekretaris Jenderal Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) Reynaldi Sarijowan mengatakan, Bulog tidak maksimal dalam melakukan penyerapan beras pada masa panen raya. Kemudian, Kementerian Pertanian juga hanya mengklaim bahwa produksi beras aman. Padahal, jika benar produksi beras aman, harga beras dipresiksi tidak akan naik.

“Ini memang ada di produksi kita yang menurun,” ujar Reynaldi saat dihubungi Kontan, Senin (4/9).


Reynaldi mengatakan, Ikappi mendapati laporan bahwa di penggilingan gabah/beras terbilang sudah sulit. Ia menyebut, berdasarkan rilis Badan Pangan Nasional, harga gabah sudah di atas Rp 5.000 per kilogram.

Oleh karena itu, Ikappi meminta pemerintah melakukan sejumlah upaya agar pasokan beras dapat mencukupi. Selain itu, pemerintah mesti mengecek apakah beras SPHP yang dimiliki Bulog betul betul tersanlurkan dengan baik. Pengawasan dan kontrol distribusi harus diperketat.

“Kalau pendistribusiannya sudah berjalan baik dan efektif, tentu harga beras di pasaran tidak akan naik,” kata Reynaldi.

Baca Juga: Harga Beras Merembet Naik karena Masa Panen Telah Lewat

Berdasarkan data Badan Pangan Nasional per 3 September 2023, harga rata-rata nasional komoditi beras medium di tingkat konsumen untuk di zona 1 ialah Rp 12.012 per kilogram (kg).

Kemudian beras medium di zona 2 Rp 12.889 per kg, beras medium zona 3 Rp 14.407 per kg. Kemudian beras premium di zona 1 Rp 13.320 per kg, beras premium di zona 2 Rp 15.009 per kg, beras medium di zona 3 Rp 16.581 per kg.

Deputi Bidang Ketersediaan dan Stabilisasi Pangan Badan Pangan Nasional I Gusti Ketut Astawa mengatakan, Berdasarkan data prognosa neraca pangan nasional  periode Januari - Oktober 2023 terlihat carry over stok beras tahun 2022 sebanyak 4,06 juta ton.

Namun stok awal 2023 tersebut, kata Astawa 40% berada di rumah tangga produsen. Sedangkan, stok beras akhir Oktober 2023 ialah 8,5 juta ton.

“Persebaran 4,06 juta ton itu antara lain 40% di rumah tangga produsen. Artinya kalau kita melihat stok produksi yang begitu besar memang belum atau tidak semuanya tersebar ke masyarakat tidak semua tersebar ke market,” kata Astawa dalam Rapat Koordinasi Pengendalian Inflasi 2023 secara virtual, Senin (4/9).

Baca Juga: Harga Beras di Atas HET, Ini Penjelasan Badan Pangan Nasional

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat