Harga Beras Masih Tinggi, Bapanas Sebut Faktor Ini Jadi Penyebabnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Badan Pangan Nasional (Bapanas) mengakui saat ini harga beras di beberapa daerah masih tinggi. 

Deputi Bidang Kerawanan Pangan dan Gizi Bapanas Nyoto Suwignyo mengatakan harga beras baik jenis premium dan medium naik 25% di atas Harga Eceran Tertinggi (HET) utamanya di wilayah zona 3 yaitu Maluku dan Papua. 

Berdasarkan data perkembangan rata-rata harga pangan strategis tingkat konsumen milik Bapanas menunjukkan, harga beras premium di zona 3 mencapai Rp 19.839/kg, lebih tinggi dari HET-nya hanya mencapai Rp 15.800/kg. 


Baca Juga: Update Harga Pangan Hari Ini: Harga Bawang Merah, Cabai, Daging Sapi dan Gula Naik

Sementara harga beras jenis medium disana mencapai Rp 16.389/kg atau lebih tinggi dari HET-nya yang hanya Rp 13.500/kg. 

"Ini terjadi karena daerah zona 3 relatif bukan wilayah penghasil. Jadi ada membutuhkan proses, pengelolaan dan distribusi menyebabkan kenaikan harga disana," kata Nyoto dalam Rakor Pengendalian Inflasi dipantau secara daring, Senin (13/5). 

Kemudian, kenaikan harga beras premium dan medium juga terjadi di zona 2 (Sumatra selain Lampung dan Sulsel, NTT, dan Kalimantan) , dimana harga beras jenis di wilayah itu naik 6 - 8% lebih tinggi dari HET. 

Menurutnya, hal ini terjadi karena kebijakan relaksasi HET beras masih belum berjalan maksimal. Sehingga masih ada beberapa wilayah yang perlu sosialisasi dan penyesuaian harga. 

Kenaikan beras medium juga masih terjadi di zona 1 (Jawa, Lampung, Sumsel, Bali, NTB, dan Sulawesi), dimana harga beras jenis medium saat ini masih lebih tinggi dari HET yang ditetapkan pemrintah. 

"Ada kenaikan 1,14% dibandingkan minggu lalu, ini hanya persoalan perlu waktu penggelontoran stok beras," ungkap Nyoto. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat