Harga beras naik, Februari diprediksi inflasi



JAKARTA. Deflasi 0,24% yang terjadi pada Januari 2015 diperkirakan tidak akan berlanjut pada Februari. Harga beras yang mengalami lonjakan lantaran terhambatnya pasokan dan minimnya pasokan menyebabkan inflasi.

Sejumlah ekonom yang dihubungi KONTAN, Jumat (27/2) mengatakan akan terjadi inflasi pada Februari 2015. Hal ini berbeda dengan prediksi Bank Indonesia (BI) yang melihat adanya deflasi sebesar 0,2%.

Ekonom Senior Mandiri Sekuritas Aldian Taloputra mengatakan Februari akan terjadi inflasi 0,1%. Harga makanan secara keseluruhan dalam trend turun, hanya harga beras saja yang mengalami kenaikan. Jika harga beras bisa ditekan, masih ada peluang deflasi. "Namun karena (beras) naiknya lumayan tinggi ada inflasi kecil," ujarnya, Jumat (27/2).


Menurut Aldian, dengan harga minyak dunia yang cenderung rendah pada level US$ 60 per barel - US$ 70 per barel maka inflasi ke depan akan berada dalam target BI 4% plus minus 1%. Harga minyak dunia yang rendah akan menyebabkan harga minyak premium terus berada dalam level rendah.

Di sisi lain, pada Maret dan April potensi untuk kembali terjadi deflasi besar karena musim panen raya. Ia memperkirakan inflasi hingga akhir tahun akan berada dalam rentang 4,5%-5%.

Ekonom Permata Josua Pardede berpendapat, inflasi tahunan Februari 2015 diperkirakan akan kembali turun ke level 6,76%. Pada Februari sendiri secara bulanan terjadi inflasi 0,07%.

Inflasi didorong naiknya harga beras sekitar 2,4% dibanding Januari, seiring dengan berkurangnya pasokan beras di beberapa kota di Indonesia. Upaya Badan Urusan Logistik Indonesia (BULOG) yang telah melakukan operasi pasar dengan menyalurkan 300 ribu ton beras dibawah harga jualnya setidaknya dapat menstabilkan harga beras secara keseluruhan. Sementara itu, bahan pangan lainnya seperti  cabai masih mengalami penurunan harga secara rata-rata sebesar 38% yang diperkirakan dapat menyumbang deflasi Februari.

Untuk inflasi inti diperkirakan akan meningkat menjadi 5,04%, naik dari 4,99% dari Januari. "Hal tersebut didorong oleh depresiasi nilai tukar rupiah pada bulan Februari secara rata-rata 1,36%," terang Josua.

Inflasi tahunan diperkirakan Josua akan normal pada kisaran 6% pada bulan Maret atau April sehubungan dengan masa panen raya.

Adapun data inflasi Februari 2015 akan diumumkan Badan Pusat Statistik (BPS), Senin (2/3).   

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Hendra Gunawan