KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Kementerian Pertanian (Kementan) mengklaim stok beras saat ini mencukupi untuk kebutuhan nasional. Direktur Serealia, Direktorat Jenderal Tanaman Pangan, Kementerian Pertanian (Kementan) Ismail Wahab menyampaikan posisi stok beras di penggilingan dan pedagang sebanyak 2,7 juta ton. Hal ini berdasarkan konfirmasi data dari seluruh dinas pertanian. “Jadi kalau urusan dalam negeri saya kira data dari BPS, data hasil survei, data dari masing-masing informasi yang terbaru dari dinas itu sudah mengindikasikan beras kita cukup,” ujar Ismail dalam konferensi pers, Jumat (18/11).
Terkait kenaikan harga beras, Ismail mengatakan, saat ini sebagian petani menggunakan pupuk non subsidi yang harganya lebih mahal dari pupuk subsidi.
Baca Juga: Stok Pupuk Jadi Kunci Ketahanan Pangan, Ini yang Dilakukan Pupuk Indonesia “Itu mereka untuk mengkompensasi penggunaan pupuk non subsidi mereka menjual harga gabahnya relatif tinggi daripada yang sebelum-sebelumnya,” ucap Ismail. Selain itu, adanya kenaikan upah pekerja dampak adanya kenaikan harga BBM. Adapun rata-rata kenaikan upah sekitar Rp 20.000 sampai Rp 25.000 per hari. “Otomatis mereka akan memberikan harga yang berbeda,” terang Ismail. Ismail memperkirakan masa panen raya beras akan terjadi pada Februari-Maret 2023. Seiring dengan panen raya tersebut, harga beras diperkirakan juga akan turun. “Sebulan lagi sudah banyak lagi panen di Jawa Tengah, harga sudah mungkin akan lebih turun lagi dari sekarang. Dari awal Desember sampai pertengahan Desember akan banyak panen,” jelas Ismail. Sementara itu, Direktur Utama Perum Bulog Budi Waseso memastikan pasokan beras nasional yang dikuasai pemerintah berada dalam jumlah yang aman untuk enam bulan ke depan.
Baca Juga: Pastikan Stok Pupuk Nasional Aman, Pupuk Kaltim Berkomitmen Dukung Ketahanan Pangan Beras akan segera digelontorkan kapan saja melalui operasi pasar setiap hari, sekaligus sebagai upaya mempertahankan stabilitas harga pangan. "Masyarakat jangan khawatir, Bulog menjamin kebutuhan beras tersedia di masyarakat dengan harga terjangkau walau di pasaran ada sedikit kenaikan harga. Kami melakukan pemantauan secara terus menerus di tengah situasi saat ini agar tetap terkendali,” kata Budi Waseso dalam keterangan tertulis, Jumat (18/11). Budi Waseso mengemukakan hal itu berkaitan dengan munculnya isu mengenai ancaman kelangkaan pangan yang tidak berdasar. Pihaknya juga melakukan pemantauan intensif terkait harga beras. Terjadinya kenaikan harga beras dikarenakan beberapa faktor baik eksternal maupun internal dalam negeri, seperti anomali cuaca, kenaikan harga BBM dan juga situasi dalam negeri yang memasuki musim tanam. Kegiatan Operasi Pasar atau Program Ketersediaan Pasokan dan Stabilisasi Harga (KPSH) dilakukan sepanjang tahun oleh Bulog. Instrumen tersebut terbukti efektif menjaga stabilitas harga beras di tingkat konsumen. “Sampai dengan pagi ini kami sudah menggelontorkan beras operasi pasar di seluruh Indonesia dengan jumlah total sebanyak hampir 1 juta ton dan selanjutnya setiap hari kami akan gelontorkan terus sampai dengan panen raya berikutnya,” tegas Budi Waseso. Fokus Bulog saat ini adalah mempertahankan stabilitas harga beras di masyarakat, Bulog akan melakukan hal tersebut secara maksimal demi kepentingan rakyat banyak, terlebih di tengah situasi seperti sekarang.
Baca Juga: Kata Ekonom Celios Soal Menipisnya Stok Beras Budi Waseso juga menjelaskan jumlah stok yang dikuasai Bulog saat ini sebanyak 625.000 ton beras di dalam negeri. Bulog juga sudah melakukan kerjasama dengan mancanegara dengan menyimpan stok sebanyak 500.000 ton beras komersil yang berada di luar negeri. “Total stok yang kami punya sekarang sudah hampir 1,2 juta ton yang tersimpan di gudang-gudang Bulog di seluruh Indonesia ditambah stok beras komersil hasil kerjasama di luar negeri. Stok beras di luar negeri ini bisa kapan saja kami tarik jika memang stok dalam negeri sudah habis. Intinya untuk stok beras tidak ada masalah,” kata Budi Waseso. Budi Waseso kemudian menjelaskan Bulog akan menggunakan seluruh instrumen yang ada untuk menjamin ketersediaan pangan ini. Selain memiliki jaringan infrastruktur kantor dan gudang yang tersebar sampe pelosok tanah air, Bulog sendiri juga sudah memiliki gudang retail modern sebagai pusat distribusi serta penjualan secara retail.
Baca Juga: Bulog Tak Yakin Target Cadangan Beras 1,2 Juta Ton Tahun Ini Terpenuhi "Kami pastikan juga bahwa seluruh jaringan yang bekerjasama dengan Perum Bulog sudah menyediakan kebutuhan beras di tingkat lokal baik secara offline maupun online, juga
outlet-outlet binaan Perum Bulog seperti RPK (Rumah Pangan Kita) yang tersebar di seluruh Indonesia, serta jaringan retail modern yang ada" ujar Budi Waseso. Bulog juga terus berkoordinasi dengan pemerintah pusat maupun daerah guna menjaga harga beras di tingkat konsumen tetap stabil atau tidak mengalami lonjakan. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Noverius Laoli