KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras di pasar masih tinggi. Berdasarkan pantauan Kontan.co.id di Pasar Palmerah harga beras medium tertinggi sudah mencapai Rp 13.000 per kilogram atau di atas harga eceran tertinggi (HET) beras medium di zona 1 yaitu pulau Jawa. Pedagang beras Pasar Induk, Usman (51 tahun) mengaku kenaikan ini berdampak pada penurunan penghasilanya. Ia bilang, sejak kenaikan ini banyak konsumen yang akhirnya membatasi jumlah pembelian beras. "Dampaknya ya ke penghasilan berkurang, orang tidak ada yang beli, pada membatasi memang mahal," jelas Usman saat ditemui Kontan.co.id, di Pasar Palmerah, Kamis (14/9).
Baca Juga: Wamendag Bantah Kenaikan Harga Pangan Karena Ada Mafia Pedagang beras lain, Amri (30) megatakan hal serupa. Kenaikan beras sudah terjadi sejak bulan Agustus 2023. Ia mengaku harga beras medium saat ini sulit untuk di dapatkan. Beras yang banyak beredar saat ini beras premium dengan harga Rp 14.500/kg. "Paling-paling yang banyak yang Premium kita jual Rp 14.500/kg, tapi kan jarang orang beli premium," jelas Amri. Untuk itu pihaknya meminta kepada pemerintah untuk segera melakukan operasi pasar. Menurutnya operasi pasar dengan beras Bulog dapat mengembalikan daya beli masyarakat. Sebelumnya, Presiden Joko Widodo (Jokowi) sudah memberikan tugas kepada Perum Bulog dan Badan Pangan Nasional (Bapanas) untuk mempercepat operasi pasar dalam merespon kenaikan harga beras. Kepala Negara menginstruksikan keduanya untuk melakukan operasi pasar secara masif. Hal ini disampaikannya saat melakukan peninjauan harga komoditas di Pasar Kranggot di Kota Cilegon, Banten, Selasa (12/9). "Jadi (Bulog dan Bapanas) akan membagi bantuan sosial pangan 10 kg per keluarga penerima untuk 21,3 juta keluarga. Kedua, Bulog juga akan melakukan operasi pasar ke ritel-ritel, semuanya akan diguyur beras secara masif, kami harap dengan itu harga beras akan mulai turun,” ujarnya. Sementara itu, Kepala Badan Pangan Nasional, Arief Prasetyo Adi memprediksi harga beras akan kembali stabil mulai September ini. Ia menyebut, kenaikan harga beras pada bulan Agustus kemarin terjadi lantaran pemerintah menstop pogram batuan pangan beras yang diberikan kepada 21,35 juta keluarga penerima manfaat.
Selain itu penurunan produksi juga terjadi pada pada semester II. Namun demikian ia memastikan saat ini Bulog sudah mengamankan cadangan pangan sebesar 1,6 juta ton dan mulai menyalurkan bantuan pangan beras. "Kalau September (mulai penyaluran) berarti September harga mulai turun, meskipun tidak terlalu signifikan," kata Arief.
Baca Juga: Ada El Nino, Harga Beras Akan Cenderung Sulit Turun Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Khomarul Hidayat