Di tengah keseruan obrolan seputar kontestan pemilihan kepala daerah (pilkada), saat ini terselip sebuah isu yang panas: harga beras. Para pembelanja beras mengeluhkan harga beras, terutama kategori medium, yang mahal. Kini, harga beras yang paling banyak disantap oleh masyarakat Indonesia ini sekitar Rp 11.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kg. Bisa dimengerti, kan, kalau para pembeli beras bersungut-sungut. Apalagi, di beberapa daerah harga sudah menapak kisaran Rp 12.000 per kg. Kebetulan atau tidak, gejolak harga beras kali ini berbarengan dengan suasana politik yang mulai hangat . Tahun ini ada 171 daerah menggelar pilkada dan tahun depan ada pemilihan presiden (pilpres). Tak ayal, sebagian orang mulai kasak-kusuk menyusun tuduhan bahwa kenaikan harga beras ini berkaitan dengan strategi politik pihak-pihak tertentu.
Harga beras semakin panas
Di tengah keseruan obrolan seputar kontestan pemilihan kepala daerah (pilkada), saat ini terselip sebuah isu yang panas: harga beras. Para pembelanja beras mengeluhkan harga beras, terutama kategori medium, yang mahal. Kini, harga beras yang paling banyak disantap oleh masyarakat Indonesia ini sekitar Rp 11.000 per kilogram (kg). Bandingkan dengan harga eceran tertinggi (HET) yang ditetapkan pemerintah sebesar Rp 9.450 per kg. Bisa dimengerti, kan, kalau para pembeli beras bersungut-sungut. Apalagi, di beberapa daerah harga sudah menapak kisaran Rp 12.000 per kg. Kebetulan atau tidak, gejolak harga beras kali ini berbarengan dengan suasana politik yang mulai hangat . Tahun ini ada 171 daerah menggelar pilkada dan tahun depan ada pemilihan presiden (pilpres). Tak ayal, sebagian orang mulai kasak-kusuk menyusun tuduhan bahwa kenaikan harga beras ini berkaitan dengan strategi politik pihak-pihak tertentu.