Harga beras tinggi, Bulog perluas Operasi Pasar



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pemerintah melalui Kementerian Perdagangan dan Perum Bulog kembali melakukan operasi pasar dengan sebaran yang lebih luas. Pasalnya, harga beras di tingkat konsumen masih tinggi.

"Saya ingin mengatakan bahwa relaunching sekaligus perluasan hari ini sebagaimana hasil rapat koordinasi, ada pergerakan harga beras yang harus dikendalikan," ujar Direktur Utama Perum Bulog, Djarot Kusumayakti, Selasa (9/1).

Menurut Djarot, pada Desember lalu Perum Bulog sudah melakukan Operasi Pasar di 1.100 titik di seluruh Indonesia, namun menurutnya upaya tersebut belum efektif menurunkan harga. Karena itu, kuantitas beras serta titik penyebaran operasi pasar ditambah.


Desember lalu, beras yang digelontorkan untuk operasi pasar sekitar 50.000 ton. Djarot bilang, sejak 1 Januari setelah adanya instruksi untuk menambah stok beras, ada pergerakan jumlah beras yang dioperasikan. Menurutnya, beras yang digelontorkan akan terus ditambah sesuai dengan kebutuhan pasar.

"Posisi terakhir, sudah ada sekitar 13.000 ton beras yang digelontorkan," ujarnya.

Menteri Perdagangan Enggartiasto Lukita pun menambahkan, operasi pasar ini dipastikan dijual di titik-titik yang akan ditambah dan dengan harga di bawah Harga Eceran Tertinggi, yakni Rp 9.300 per kg.

"Kami akan mewajibkan seluruh pedagang di pasar di daerah untuk menjual beras tersebut sehingga harga akan terkenali. Bila pedagang tidak bersedia maka patut diduga dia menikmati harga yang tidak wajar," kata Enggar.

Enggar pun menjelaskan. Operasi Pasar ini dilakukan dengan bekerja sama dengan pedagang-pedagang di Pasar Jaya dan Pasar Induk Beras Cipinang. Dia memastikan, pasar yang harga berasnya tergolong tinggi mendapatkan pasokan beras.

Enggar berharap, adanya operasi pasar ini akan efektif menurunkan operasi pasar. Setelah operasi pasar ini dilakukan dan harga beras di pasar tetap tinggi, Enggar berjanji pihaknya akan memastikan harga dari pedagang dan distributor untuk mencari tahu penyebab disparitas harga tersebut.

"Mekanisme pasar akan berbicara dengan adanya beras medium ini. Rakyat pun akan memiliki pilihan, sebab sasaran kita kepada masyarakat yang memang membutuhkan," terang Enggar.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Sanny Cicilia