Harga Beras Tinggi, Ini Akar Permasalahannya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga beras di tingkat nasional saat ini menunjukkan peningkatan di atas Harga Eceran Tertinggi (HET).

Ikatan Pedagang Pasar Indonesia (IKAPPI) mencatat harga rata-rata beras premium di pasaran mencapai Rp 15.475/kg, lebih tinggi dibandingkan HET yang ditetapkan sebesar Rp 14.900/kg. Sementara itu, beras medium di harga kisaran Rp 13. 450/kg, juga melampaui HET Rp 12.500/kg.

Sekretaris Jenderal IKAPPI Reynaldi Sarijowan menjelaskan kenaikan harga beras tidak hanya dipicu oleh persoalan beras di pasar beras, tetapi juga dari harga gabah yang meningkat.


Baca Juga: Temui Presiden, Zulhas Laporkan Strategi Swasembada Pangan

"Tentu kita lihat persoalan bukan hanya di beras saja, tapi harga gabah sudah tinggi," katanya kepada Kontan (30/10).

Harga Gabah Kering Panen (GKP) dan Gabah Kering Giling (GKG) yang tinggi membuat sejumlah daerah menutupi biaya penggilingan.

"Maka beberapa daerah penggilingan tidak beroperasi lantaran harga giling gabah sudah tinggi, sementara pasar beras dibatasi HET," ujar Reynaldi.

Kondisi ini mengakibatkan lesunya sektor perberasan di tingkat pasar besar.

Kendati demikian, IKAPPI optimis jika sektor beras dikelola dengan baik oleh pihak yang tepat maka penanganan perberasan dalam negeri akan lebih bergairah.

Baca Juga: Produksi Turun, Pemerintah Ancang-Ancang Impor Beras 1 Juta Ton dari India di 2025

"Kami menilai bahwa kami optimis jika perberasan nasional ditangani oleh orang yang tepat. Contoh kementerian Pertanian, BPS, Kementerian Perdagangan, dan Kemenko Bidang Pangan saya kira akan lebih terkonstruksi mengenai perberasan dalam negeri," tutupnya.

Kerja sama antar kementerian diharapkan dapat memberikan solusi konkret untuk stabilisasi harga beras dan meningkatkan efisiensi dalam produksi dan distribusi dalam negeri.

Selanjutnya: Kredit Korporasi Bank KBMI 4 Tumbuh Double Digit, Siapa Jawaranya?

Menarik Dibaca: 5 Warna Cat Kamar Tidur yang Menenangkan, Ampuh Kurangi Stres

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .