Harga berfluktuasi, emas jadi komoditas yang menarik untuk ditransaksikan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Fluktuasi harga emas pada tahun ini menjadi momentum baik bagi transaksi perdagangan berjangka. Seperti yang diketahui, keuntungan dalam transaksi futures bisa diperoleh ketika harga sedang naik maupun koreksi, oleh karena itu, volatilitas harga justru menjadi faktor penting.

Vice President of Research & Development ICDX Isa Djohari mengatakan, emas merupakan kontrak multilateral yang paling laris ditransaksikan secara year to date di ICDX. Hal tersebut tercermin dari transaksi kontrak emas GOLDUD Micro yang pertumbuhannya mencapai 1.512,15%.

“Selain emas, kontrak timah secara keseluruhan juga mencatatkan pertumbuhan harga. Kontrak timah tujuan ekspor (TINPB) tercatat naik rata-rata 61%, dan kontrak timah tujuan dalam negeri (LTINPB) tercatat naik rata-rata 78%. Harga Timah ICDX juga tercatat mencapai harga tertinggi dalam dekade terakhir di US$ 35.600 per ton,” kata Isa kepada Kontan.co.id, Kamis (19/8).


Sepanjang sisa tahun ini, Isa melihat emas masih akan menjadi komoditas yang harus diperhatikan oleh investor. Pasalnya, secara sentimen, pergerakan emas masih akan dibayangi oleh perkembangan kasus Covid-19 varian delta. 

Baca Juga: Tengah siang, harga emas spot bergerak di US$ 1.778,57 per ons troi

Oleh karena itu, menurutnya, secara harga, emas masih akan berfluktuasi sehingga menjadikannya menarik dan punya potensi bagus untuk ditransaksikan. 

Selain itu, ia juga melihat minyak bumi punya potensi yang menarik. Hal ini dikarenakan pergerakan harganya yang akan didukung oleh penguatan permintaan jelang akhir tahun. Apalagi, jika ketika perjalanan pesawat mulai normal.

Selain dari komoditas, ICDX juga tengah menggenjot transaksi valas sebagai upaya mendukung pertumbuhan multilateral di semester II-2021. 

Baru-baru ini, ICDX telah merilis sembilan produk valas baru ini terdiri dari cross pair AUD/CAD, GBP/CAD, AUD/CADMicro, GBP/NZD, GBP/CHF, GBPNZDMicro, EUR/CHF, NZD/JPY, dan CHF/JPYMicro. 

Isa membeberkan, sebenarnya saat ini secara minat, nasabah masih cenderung lebih menyukai produk forex yang major currency ketimbang cross curency. 

Sepanjang Januari hingga Juli tahun ini, ia bilang, sebanyak 74% nasabah masih memilih major currency. Sementara peminat cross pair currency hanya sebesar 26% dari keseluruhan transaksi.

Menurutnya, produk major currency jauh lebih diminati karena memang sudah lebih dikenal dan banyak beritanya. Ketersediaan berita disebut punya pengaruh besar karena bisa membantu nasabah membaca keadaan dan prospek pasar.  Sementara produk cross pair disebut lebih diminati oleh nasabah yang berpengalaman dan mencari peluang seiring harganya yang berpotensi jauh lebih volatile.

“Namun dengan diluncurkannya produk-produk cross currency baru tersebut, kami menargetkan peningkatan transaksi nasabah di produk-produk tersebut hingga 40% sampai akhir tahun ini,” imbuh Isa.

Berdasarkan catatan Kontan.co.id, ICDX telah mencatatkan pertumbuhan transaksi multilateral valas ICDX, yang ditunjukkan oleh GOFX valas mikro yang meningkat sebesar 136% yaitu 102.050 lot selama Januari-Juli 2021.

Selanjutnya: Harga emas Antam naik Rp 1.000 ke Rp 947.000 per gram pada hari ini (19/8)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Herlina Kartika Dewi