Harga bergejolak, kemiskinan melesat



JAKARTA. Bank Dunia menyatakan gejolak harga pangan saat ini menyulut inflasi. Pada gilirannya, inflasi menjadi salah satu yang menyebabkan kemiskinan meningkat.Menurut Ekonom Bank Dunia untuk Indonesia Shubham Chaudhuri, gejolak harga pangan membuat rumah tangga miskin makin terpuruk. Selain itu, jumlah masyarakat miskin pun bertambah. Indonesia pernah punya pengalaman tak enak akibat gejolak harga. Pada tahun 2005-2006, goncangan harga pangan menjadikan angka kemiskinan yang semula 15,7% naik ke 17,8%. Kemungkinannya, situasi itu akan berulang kembali. "Tahun 2010 angka kemiskinan 31,02 juta jiwa dan kami prediksi pada Maret 2011 akan lebih tinggi," ujar Shubnam.Sedangkan Badan Pusat Statistik (BPS) menghitung total penduduk miskin saat ini sebanyak 31 juta. "Berdasarkan presentase, masyarakat miskin di desa sebesar 60% dan sisanya adalah miskin kota, nelayan, dan lain-lainnya," kata Kepala BPS Rusman Heriawan.Shubham menjelaskan, sekitar 50% pendapatan masyarakat Indonesia adalah untuk membeli bahan pangan. Sementara untuk masyarakat miskin sekitar 17% pendapatan mereka gunakan hanya untuk membeli beras saja.Jadi kalau ada kenaikan harga beras dalam negeri, mereka rawan jatuh miskin.Memerangi kemiskinanDi sisi lain, program pengentasan kemiskinan pemerintah selama ini dinilai tidak cukup efektif. Ternyata ada kelemahan dalam program pemerintah. Pengamat ekonomi perkotaan Abuzar Asra mengungkapkan hasil risetnya menunjukkan program pengentasan kemiskinan tak boleh digeneralisasi. Sebab, masyarakat miskin pun terbagi ke berbagai golongan. "Jadi upaya untuk mengatasinya tidak bisa disamakan," terangnya, dalam orasi pengukuhan profesor riset bidang ekonomi kota dan regional.Menurutnya, karakteristik penduduk miskin perkotaan berbeda dengan pedesaan. "Misalnya, rasio kerentanan pendapatan penduduk miskin di kota jauh lebih tinggi, 3,67% banding 2,05%," Kata Asra.Atas dasar itu, ada tiga strategi guna menyusutkan kemiskinan. "Untuk kemiskinan di desa adalah pembangunan pedesaan, khususnya revitalisasi sektor pertanian," ujarnya. Tak hanya mengurangi kemiskinan, langkah ini juga dapat meredam urbanisasi. Strategi kedua yaitu percepatan pertumbuhan ekonomi yang berkualitas, terutama di perkotaan. "Dalam jangka panjang, pertumbuhan ekonomi tetap menjadi kendaraan'yang penting untuk menurunkan tingkat kemiskinan, baik kota maupun desa," ucapnya.Ketiga adalah perbaikan kehidupan perkotaan. Ini mencakup peningkatan kondisi tempat tinggal, program peningkatan pendapatan dan penciptaan lapangan kerja, serta program jaring pengaman sosial perkotaan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: