Harga beton "Precast" bakal naik 10%



JAKARTA. Masih belum pulihnya kurs mata uang Rupiah terhadap dollar AS berpengaruh terhadap Harga Pokok Produksi (HPP). Termasuk HPP material bangunan seperti besi, baja, dan juga beton pra cetak (precast). PT Wika Beton berencana menaikkan harga jual beton precast sebesar 7% hingga 10% yang akan berlaku tahun ini.  Menurut Direktur Keuangan PT Wika Beton, Entus Asnawi, depresiasi Rupiah terhadap Dollar AS merupakan faktor utama yang mendorong Wika Beton mengerek harga jual beton precast. Pasalnya, ada beberapa komponen yang masih diimpor dari luar negeri yang ditawarkan dengan menggunakan kurs dollar AS. "Konversi Dollar AS ke Rupiah inilah yang memaksa kami untuk memutuskan kenaikan harga jual beton precast sekitar 7 hingga 10%. Sementara faktor lain seperti Tarif Dasar Listrik (TDL) tidak terlalu berpengaruh," kata Entus, kepada Kompas.com, Rabu (22/1). Namun demikian, Entus menambahkan, besaran kenaikan harga beton precast tersebut sangat bergantung pada ketersediaan pasokan di sembilan pabrik yang dimiliki Wika Beton, dan situasi pasar (permintaan). "Jika pasokan produk seperti tiang pancang masih banyak tersedia, sementara permintaan tidak meningkat, kenaikan harga kami patok dengan angka moderat. Sebaliknya, bia pasokan minim sementara permintaan naik, kami tentu mematok harga lebih tinggi. Kami mengikuti hukum pasar," papar Entus. Hingga dua pekan Januari 2014 berjalan, PT Wika Beton telah menerima order senilai Rp 150 miliar, dengan produk terbanyak tiang pancang, disusul girder jembatan. Direktur Operasional I PT Wika Beton, Ferry Hendriyanto, mengatakan, permintaan beton pracetak tahun ini dan beberapa tahun mendatang bakal meningkat. Beberapa rencana pembangunan infrastruktur akan direalisasikan tahun ini. "Kebutuhan beton pracetak akan sangat tinggi terkait pembangunan rumah susun yang dicanangkan Pemprov DKI Jakarta sebagai tempat relokasi bagi warga bantaran Sungai Ciwilung. Selain itu, rencana membuat sodetan Sungai Ciliwung dan Cisadane juga pasti membutuhkan beton pracetak. Demikian halnya dengan pembangunan jembatan, MRT, monorel, Pelabuhan Baru Tanjung Priok dan lain-lain," imbuh Ferry. Mengantisipasi lonjakan permintaan tersebut, Wika Beton membangun dua pabrik baru di Kawasan Industri Krakatau, Cilegon, dan Bakauheni, Lampung. Kedua pabrik tersebut memiliki kapasitas produksi sebanyak 100.000 ton dan 200.000 ton per tahun. Bila kedua pabrik tersebut terbangun, Wika Beton memiliki 11 pabrik dengan total kapasitas produksi sebanyak 2,3 juta ton. (Hilda B Alexander)

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Hendra Gunawan