KONTAN.CO.ID - Setelah bertahan di atas US$ 20.000 selama satu setengah bulan, harga Bitcoin jatuh ke level US$ 19.000 pada Senin (29/8). Mengacu data
CoinMarketCap pada Senin pukul 09.00 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 19.646,16 atau turun 1,98% dalam 24 jam terakhir. Sementara harga Ethereum melorot 3,79% menjadi US$ 1.438,07, lalu harga Avalanche merosot paling dalam, hingga 10,01% ke posisi US$ 18,03.
Sedang harga mata uang kripto berbasis meme Dogecoin dan Shiba Inu masing-masing turun 3,65% jadi US$ 0,06143 dan 3,27% ke US$ 0,00001182.
Baca Juga: Harga Bitcoin Ambruk, Apa Penyebabnya? Melansir
CoinDesk, investor terus mengunyah pernyataan
hawkish Gubernur Federal Reserve (The Fed) Jerome Powell. Pernyataan itu mengecewakan sebagian investor yang berharap The Fed mundur dari rencana kenaikan suku bunga lanjutan. "Ketidakpastian ekonomi makro terus membebani harga Bitcoin, pernyataan gubernur The Fed pada Jumat (26/8) menghancurkan harapan," kata Joe DiPasquale, CEO BitBull Capital, kepada
CoinDesk. "Pasar telah bereaksi negatif terhadap komentar tersebut, dan kami melihat Bitcoin menguji level
support US$ 20.000," ujarnya.
Baca Juga: Gara-Gara Pernyataan Hawkish Ketua The Fed, Harga Bitcoin Jatuh ke Level Terendah Powell mencatat, inflasi tetap menjadi ancaman serius. Dia bilang, "mengurangi inflasi kemungkinan memerlukan pertumbuhan di bawah tren yang berkelanjutan".
"Sementara suku bunga yang lebih tinggi, pertumbuhan yang lebih lambat, dan kondisi pasar tenaga kerja yang lebih lemah akan menurunkan inflasi, hal itu juga akan membawa penderitaan bagi rumah tangga dan bisnis," kata Powell. "Kami memindahkan sikap kebijakan kami dengan sengaja ke tingkat yang akan cukup membatasi untuk mengembalikan inflasi ke 2%," ungkap Powell, seperti dilansir
CoinDesk. Menurut DiPasquale, pembukaan pasar saham AS pada Senin akan menjadi kunci, karena penurunan lebih lanjut bisa mendorong harga Bitcoin menuju posisi terendah. "Reaksi pasar terhadap posisi terendah baru kemungkinan akan mengakumulasi Bitcoin antara US$ 20.000 dan US$ 15.000," kata dia.
Editor: S.S. Kurniawan