Harga Bitcoin Anjlok ke US$ 66.000, Dipicu Tekanan Jual yang Kuat



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan signifikan setelah mencapai puncaknya US$ 69.000 pada Senin (29/7). 

Berdasarkan data CoinmarketCap, harga Bitcoin turun sebesar 4,94% ke level US$ 66.269 pada perdagangan Selasa (30/7) pukul 19.40 WIB.

Tekanan Jual yang Kuat


Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur, mengidentifikasi bahwa penurunan harga Bitcoin ini dipicu oleh tekanan jual yang kuat. 

Sebelumnya, dukungan terbuka dari mantan Presiden AS, Donald Trump, dalam Bitcoin Conference 2024 di Nashville, telah menyebabkan harga Bitcoin mendekati angka US$ 70.000. 

Trump berjanji untuk tidak menjual Bitcoin yang disita oleh pemerintah AS dan mempertimbangkan Bitcoin sebagai cadangan strategis jika terpilih kembali.

Baca Juga: Trump Janjikan AS Sebagai Ibu Kota Kripto dan Negara Adidaya Bitcoin Jika Menang

Transaksi Besar dari Pemerintah AS

Namun, pada Selasa (30/7), harga Bitcoin mengalami penurunan tajam setelah Pemerintah AS memindahkan sekitar 29,8 ribu Bitcoin, senilai US$ 2,02 miliar, ke alamat yang tidak dikenal. 

Pergerakan ini diduga terkait dengan persiapan lelang di luar bursa (OTC), yang menciptakan kekhawatiran di kalangan investor tentang potensi peningkatan pasokan Bitcoin di pasar, berpotensi menekan harga lebih lanjut.

Pergerakan Harga dan Resistensi

Fyqieh menjelaskan bahwa grafik BTC/USD menunjukkan pergerakan harga dalam channel menurun dengan resistensi kuat di sekitar US$ 67.000 dan support di US$ 60.148. 

Saat ini, harga mendekati resistensi. Jika Bitcoin berhasil menembus level US$ 67.000, maka kemungkinan besar harga akan mencapai target berikutnya di US$ 78.700. 

"Namun, jika gagal, harga bisa kembali turun menuju support utama. Trader sebaiknya memperhatikan volume dan konfirmasi dari indikator teknis lainnya untuk mengantisipasi pergerakan harga selanjutnya," kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Selasa (30/7).

Proyeksi Harga untuk Minggu Ini

Fyqieh juga menyebutkan bahwa proyeksi harga untuk minggu ini cukup positif, didorong oleh beberapa sentimen yang mendukung Bitcoin. 

Salah satu faktornya adalah kemungkinan peluncuran ETF Ethereum yang dapat mempengaruhi pasar, terutama jika pemegang institusional ETF Bitcoin memutuskan untuk mendiversifikasi portofolio mereka.

Selain itu, spekulasi mengenai persetujuan ETF Bitcoin di AS, dengan perusahaan seperti BlackRock yang kemungkinan akan mengumpulkan sejumlah besar Bitcoin dalam waktu singkat, juga dapat mempengaruhi harga. 

Dukungan dari pemerintah AS terhadap aset kripto dapat memberikan dorongan positif bagi harga Bitcoin, meskipun hal ini dapat menambah tingkat volatilitas.

Ekspektasi Pemangkasan Suku Bunga

Pasar kripto juga akan memantau rapat FOMC pada 31 Juli mendatang untuk mendapatkan isyarat mengenai rencana pemangkasan suku bunga The Fed.

Meskipun pasar memperkirakan bank sentral akan mempertahankan suku bunga dalam pertemuan mendatang, ekspektasi untuk tiga pemangkasan suku bunga pada tahun 2024 telah meningkat.

Menurut CME FedWatch Tool, ada peluang 89% bahwa Fed akan mengumumkan pemangkasan suku bunga sebesar 25 bps pada bulan September. 

Selain itu, taruhan untuk pemangkasan tambahan pada bulan November dan Desember meningkat, didorong oleh data inflasi yang menurun baru-baru ini.

Pidato Ketua The Fed, Jerome Powell, juga akan menjadi sangat penting. Komentar dovish dapat memicu reli, sementara komentar hawkish dapat meredam sentimen pasar.

Baca Juga: Harga Bitcoin Sempat Menyentuh Level US$70.000, Bagaimana Prospeknya untuk Pekan Ini?

Proyeksi Harga Bitcoin ke Depan

Fyqieh memproyeksi bahwa harga Bitcoin ke depan menunjukkan potensi kenaikan yang signifikan, terutama pasca Bitcoin Halving keempat, yang secara historis cenderung mendukung tren bullish jangka panjang. 

Dengan adanya pembalikan bullish baru-baru ini, harga Bitcoin berhasil melampaui garis tren resistensi sekunder dan EMA 50D. 

"Jika momentum ini berlanjut dan harga menembus resistensi utama, Bitcoin dapat mencapai sekitar US$ 77.842 pada akhir bulan ini. Namun, area support penting tetap berada di kisaran US$ 52.000 hingga US$ 50.000, yang dapat menjadi titik kritis jika terjadi koreksi," tandasnya. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .