KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin dan Ethereum (Ether) melanjutkan penguatannya. Berdasarkan data coinmarketcap.com, Rabu (11/1) sore pukul 17.00, harga Bitcoin berada di level US$ 17.455 per koin. Harga tersebut setara Rp 271,03 juta dengan menggunakan kurs Rp 15.527 per dolar AS. Harga Bitcoin tersebut naik 1,16% dalam 24 jam terakhir dan 3,60% dalam sepekan. Harga Ether juga turut menguat. Ether naik 0,47% dalam 24 jam terakhir dan 6,90% dalam sepekan. Dengan begitu, saat ini Ether berada di level US$ 1.335 per koin atau setara Rp 20,74 juta.
Bianda Ludwianto, Public Relations Crypto Exchange Tokocrypto mengatakan, investor mulai tampak ke kondisi risk-on pada pekan ini. Pelaku pasar tengah optimis terhadap prospek pasar yang kondisinya kemungkinan akan membaik untuk sementara. Baca Juga: Harga Bitcoin dan Ether Naik, Sinyal Bullish Belum Terkonfirmasi Salah satu penggerak utamanya adalah penurunan indeks dolar Amerika Serikat (AS) yang menjadi pertanda baik untuk harga Bitcoin. "Ketika indeks dolar AS turun, para investor cenderung lebih optimis dengan aset lainnya seperti kripto," kata Bianda saat dihubungi Kontan.co.id, Rabu (11/1). Dari segi analisis teknikal, saat ini banyak investor yang mengambil posisi short sehingga mendorong harga Bitcoin lebih tinggi dengan menerapkan pembelian otomatis. Selain itu, tekanan jual yang besar dari para penambang Bitcoin pun kini agak mereda. Tokocrypto memprediksi, pasar kripto kemungkinan akan terus melihat kenaikan harga dalam beberapa hari ke depan. Namun, dalam jangka panjang, perubahan harga diprediksi masih belum stabil. Momentum kenaikan harga ini kemungkinan akan diuji menjelang akhir pekan nanti. Biro Statistik Ketenagakerjaan AS pada Kamis (12/1) akan merilis data inflasi Desember 2022. Data inflasi terbaru tersebut akan membantu The Fed memutuskan apakah dapat memperlambat laju kenaikan suku bunganya pada pertemuan mendatang atau tidak. Jika data inflasi AS turun, maka pergerakan pasar kripto akan melanjutkan kenaikannya. Sementara itu, dari segi teknikal, tekanan beli Bitcoin masih tinggi. Hal itu terlihat dari relative strength index (RSI) yang konsisten bergerak naik mendekati area overbought alias jenuh beli. Baca Juga: Pilih Bitcoin atau Emas? Perdebatan Kembali Memanas