KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) dan mayoritas altcoins naik signifikan dari awal tahun hingga bulan Februari. Investor aset kripto semakin optimis bahwa
crypto winter yang terjadi tahun 2022 perlahan mulai memudar. Panji Yudha, Financial Expert Ajaib Kripto mengatakan bahwa potensi pasar aset kripto pada Maret ini cenderung
sideways dengan mempertimbangkan sentimen yang beragam. Secara teknikal Bitcoin berpotensi akan kembali menguji level
resistance di kisaran US$ 25.000. Untuk mempertahankan momentum
bullish, BTC harus mampu bertahan di atas level
support yang berada di kisaran US$ 21.000. Namun, investor diharapkan tetap harus mengikuti perkembangan pasar, mengingat aset kripto adalah salah satu instrumen investasi dengan volatilitas tinggi.
Mengutip Coinmarketcap, harga Bitcoin berada di posisi US$ 22,412.32 pada Senin (6/3), pukul 14.00 WIB. BTC melemah 0,17% dalam 24 jam terakhir dan terkoreksi 4,29% dalam sepekan.
Baca Juga: Yuk Raih Cuan Tinggi bagi Anda Investor Agresif Panji bilang, sentimen positif positif akan berasal dari langkah pemerintah Tiongkok yang telah meluncurkan National Blockchain Research Centre di Beijing. Bank Sentral Tiongkok juga telah menyuntikkan likuiditas sebesar US$ 92 miliar untuk mendorong pemulihan ekonomi pasca pandemi guna dapat meningkatkan permintaan terhadap aset berisiko. Hong Kong juga telah merelaksasi peraturan perdagangan aset kripto. Sentimen positif lainnya seperti meningkatnya minat dan penerapan teknologi
artificial intelligence (AI) serta tren Bitcoin Ordinal yang meramaikan pasar NFT. Investor aset kripto juga dapat mencermati beberapa perkembangan ekosistem seperti peningkatan jaringan aset kripto seperti Ethereum. Shanghai Upgrade Ethereum yang akan datang memungkinkan investor untuk menarik ETH yang telah mereka
staking untuk pertama kalinya. Polygon juga dikabarkan akan meluncurkan teknologi Zero-Knowledge Ethereum Virtual Machine (zkEVM) pada minggu terakhir bulan Maret setelah melalui beberapa kali rangkaian uji coba. Peluncuran zkEVM versi beta di mainnet diharapkan akan memudahkan para developer dalam membangun dan mengintegrasikan aplikasi berbasis web3 di jaringan Polygon namun tetap kompatibel dengan Ethereum.
Baca Juga: Anda Investor Moderat? Inilah Pilihan Investasi dan Cara Atur Portofolio yang Tepat Kendati demikian, Panji mengimbau investor aset kripto untuk mencermati sentimen yang membatasi pergerakan harga aset kripto, seperti data ekonomi Amerika Serikat dan rencana The Fed yang berpotensi kembali menaikkan suku bunga di bulan Maret. Selain itu, kajian International Monetary Fund (IMF) yang berisikan rekomendasi kebijakan dalam mengatur aset kripto juga mempengaruhi pergerakan harga aset kripto. IMF merekomendasikan agar setiap negara menerapkan aturan dan undang-undang pajak aset kripto, perlindungan terhadap aliran dana, serta tidak mengadopsi aset kripto sebagai alat pembayaran yang sah. “Kami mengimbau investor untuk tetap mengikuti perkembangan pasar mengingat aset kripto adalah salah satu instrumen investasi dengan volatilitas tinggi. Sesuaikan gaya investasi Anda atas profil risiko masing-masing,” ucap Panji dalam siaran pers, Jumat (3/3). Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati