KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC) mengalami koreksi tajam. Harga bitcoin turun hampir 7% dari ATH terbarunya di US$ 73.682 atau setara dengan Rp 1,151 miliar. Bahkan, pada hari ini, Minggu (17/3) pukul 13.30 WIB, BTC anjlok ke level US$ 66.063. Meski begitu, Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur memprediksi harga Bitcoin dalam proyeksi jangka pendek atau pada akhir Maret 2024 berpotensi untuk terus mengalami tren
bullish dengan target terdekatnya mencapai harga US$ 80.000. “Kenaikan ini didorong oleh permintaan dari institusi dan potensi kenaikan harga saat ini sebesar 9,4%,” kata Fyqieh kepada Kontan.co.id, Minggu (17/3).
Fyqieh mengatakan, sentimen lainnya yaitu karena dipicu oleh berita tentang inflasi berkelanjutan di Amerika Serikat dan kekhawatiran akan meningkatnya utang nasional. Sementara itu, kegembiraan di pasar kripto semakin bertambah dengan aktivasi
upgrade Dencun Ethereum.
Baca Juga: Harga Bitcoin Turun Hampir 6% Dalam Sehari Selain itu Fyqieh mengungkapkan, biasanya berdasarkan pola siklus sebelumnya, harga Bitcoin cenderung naik setelah
halving dan memerlukan waktu hingga enam bulan untuk mencapai puncak level baru. Namun, dinamika ini telah berubah sejak kehadiran ETF Bitcoin. “Sehingga, para pelaku pasar optimistis terhadap potensi kenaikan harga Bitcoin yang mungkin akan terjadi lebih cepat pasca-
halving,” kata dia Kemudian, dia mengatakan bahwa adanya rencana penurunan suku bunga Amerika Serikat (AS) juga cenderung mendorong investor untuk mencari aset berisiko yang berpotensi, termasuk kripto seperti Bitcoin. Tidak hanya itu, penggunaan Bitcoin yang semakin meluas juga menjadi faktor penggerak. Semakin banyaknya transaksi dan pembayaran yang menggunakan Bitcoin dapat memperbesar permintaan dan mendukung kenaikan harga.
Baca Juga: Emas Antam Semakin Mahal, Jeli Sebelum Beli atau Jual! Kendati demikian, dia menyarankan kepada para investor untuk sebaiknya tetap mengingat bahwa pasar kripto sangat spekulatif dan rentan terhadap perubahan sentimen yang kerap kali terjadi secara tiba-tiba. “Oleh karena itu, investor harus bijaksana untuk tetap menggunakan strategi manajemen risiko yang tepat dan tidak terlalu terpengaruh oleh pergerakan harga yang ekstrem,” imbuhnya. Ditambah, Fyqieh bilang, indikator teknikal menunjukkan adanya potensi
overbought yang dapat memicu koreksi karena kondisi pembelian yang sudah jenuh. Data dari IntoTheBlock mengungkapkan bahwa saat ini, seluruh pemegang Bitcoin telah meraih keuntungan. Baca Juga: Ini Pemicu Harga Bitcoin Turun Signifikan Meski demikian, menurut dia, hal tersebut juga dapat memicu aksi jual jika Bitcoin turun di bawah level
support penting dalam jangka pendek. “Tapi ada kemungkinan juga bagi Bitcoin untuk mencapai US$ 80.000 sebelum peristiwa
halving berikutnya dalam 30 hari, namun hal ini tergantung pada pemeliharaan momentum bullish serta kemampuan melewati level resistensi yang signifikan,” imbuhnya. Untuk itu, Investor dan trader disarankan terus memantau pergerakan harga serta sentimen pasar guna menilai peluang tercapainya target tersebut. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati