Harga Bitcoin Jeblok ke US$ 63.000, Terimbas Aksi Ambil Untung



MOMSMONEY.ID - Harga Bitcoin hari ini jeblok di tengah aksi ambil untung alias profit taking

Mengutip coinmarketcap.com, Selasa (19/3) hingga pukul 17.46 WIB, Bitcoin diperdagangkan seharga US$ 63.030. Dalam 24 jam terakhir, harganya terpangkas sekitar 7,18%.

Bitcoin berada di jalur penurunan satu hari terbesar dalam dua minggu terakhir, karena gelombang penjualan melanda aset berisiko, termasuk mata uang kripto. 


Dalam seminggu terakhir, Bitcoin telah turun hampir 9%, penurunan mingguan terbesar sejak September lalu.  

Meski begitu, tahun ini berjalan, harga kripto terpopuler ini masih naik. Bitcoin baru-baru ini mengukir rekor all time high, karena katalis dari aliran masuk dana ke ETF Bitcoin Spot yang diperdagangkan di bursa AS.

Harga Bitcoin mencapai rekor tertinggi hampir US$ 74,000 pada Kamis pekan lalu, sehingga memicu beberapa aksi ambil untung. Investor merealisasikan keuntungannya bersamaan dengan serangkaian rilis data AS yang menunjukkan bahwa Federal Reserve mungkin tidak menurunkan suku bunga tahun ini sebanyak perkiraan sebelumnya.

Baca Juga: Lagi, Bitcoin Perbarui Rekor Tertinggi, Awas Jangan FOMO!

“Mengingat bitcoin baru-baru ini mencapai titik tertinggi sepanjang masa dan koreksi berikutnya, kami mengantisipasi periode kalibrasi ulang pasar, karena investor mencari keseimbangan di tengah arus masuk yang belum pernah terjadi sebelumnya ke ETF Bitcoin spot,” kata analis di bursa Bitfinex, sebagaimana dilansir Reuters, Selasa (19/3).  

Aliran modal ke 10 ETF Bitcoin terbesar melambat selama beberapa hari terakhir. Menurut data LSEG, dana senilai US$ 178 miliar mengalir ke ETF utama pada Senin, lebih rendah dibandingkan pekan lalu yang rata-rata lebih dari US$ 400 miliar.

Meskipun komentator di pasar aset kripto melihat lebih banyak volatilitas di masa depan, namun narasi mengenai Bitcoin masih bullish.

Analis di Bernstein, Gautam Chhugani dan Mahika Sapra mengatakan bahwa reli terbaru memperkuat pandangan mereka bahwa Bitcoin menuju US$ 150.000 pada pertengahan 2025. Mereka menegaskan kembali perkiraan bullish, di mana harga siap menembus level tersebut, setelah peristiwa halving pada April dan didukung permintaan dari ETF tetap tinggi.

“Kami memperkirakan aliran masuk institusional Bitcoin sebesar US$ 10 miliar pada 2024 dan US$ 60 miliar lainnya pada tahun 2025,” tulis kedua analis itu dalam catatan, sebagaimana dilansir businessinsider.com, 17 Maret 2024.

Michael Novogratz, CEO Galaxy Digital, juga menaksir pergerakan terbaru BTC akan memiliki daya tahan. Kendati volatilitas khas Bitcoin terlihat jelas pada minggu lalu, namun Novogratz tetap yakin bahwa harga tidak akan turun di bawah US$ 50.000 lagi, kecuali ada peristiwa dramatis.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini