KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali melonjak, mencapai level di atas US$ 60.000. Salah satu pendorong utamanya adalah keputusan Pemerintah Jerman yang mengakhiri aksi jual besar-besaran Bitcoin yang dimulai pada 19 Juni 2024. Kepada Kontan.co.id, Christopher Tahir, Co-founder CryptoWatch dan Pengelola Channel Duit Pintar, menyatakan bahwa total penjualan Bitcoin oleh Pemerintah Jerman diperkirakan mencapai sekitar US$ 3 miliar, dengan nilai puncaknya lebih dari US$ 3,5 miliar. Berdasarkan data dari CoinmarketCap, harga BTC naik 4,22% menjadi US$ 62.769 pada Senin (15/7) pukul 16.15 WIB. Selama sepekan terakhir, harga Bitcoin meningkat sebesar 8,18%.
Christopher juga menyebutkan bahwa upaya pembunuhan terhadap mantan Presiden Donald Trump yang gagal turut mempengaruhi sentimen pasar. Menurutnya, jika Trump terpilih kembali sebagai Presiden, ada kemungkinan ekosistem kripto di AS akan kembali berkembang.
Baca Juga: Bitcoin Melonjak ke Level Tertinggi Pasca Penambakan Trump "Trump dianggap ramah terhadap investor kripto, yang tercermin dari penerimaan donasi kampanye Trump dalam bentuk kripto," jelasnya kepada Kontan.co.id. Selain itu, antisipasi persetujuan perdagangan ETF Ethereum spot di Amerika Serikat pada 18 Juli 2024 mendatang juga menjadi faktor positif bagi pasar kripto. Christopher memprediksi bahwa kenaikan harga Bitcoin saat ini hanya bersifat jangka pendek. Namun, jika harga bertahan di atas US$ 60.000 dalam waktu yang lebih lama, ada peluang kenaikan harga lebih lanjut hingga level US$ 73.000 dalam jangka menengah. "Proyeksi harga Bitcoin pada akhir tahun masih berada di sekitar US$ 80.000," tambahnya. Prospek Pergerakan Bitcoin Fyqieh Fachrur, seorang trader di Tokocrypto, mengatakan bahwa jika Ketua The Fed bersikap dovish dan menurunkan suku bunga pada September mendatang, hal ini dapat mendukung pergerakan Bitcoin menuju level US$ 70.000. "Meskipun demikian, investor harus tetap waspada terhadap kemungkinan pembalikan tren yang mendadak, karena fluktuasi pasar kripto dapat terjadi dengan cepat dan tidak terduga," ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id. Fyqieh menjelaskan bahwa saat ini Bitcoin menunjukkan dinamika menarik dalam analisis teknikal, dengan pergerakan harga yang berpotensi mempengaruhi arah pasar dalam beberapa waktu ke depan. BTC saat ini berada di atas Exponential Moving Average (EMA) 200-hari, menunjukkan tren jangka panjang yang cenderung bullish. Namun, Bitcoin berada di bawah EMA 50-hari, yang menunjukkan sinyal bearish dalam jangka pendek.
Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Naik Imbas Upaya Pembunuhan Trump, Begini Proyeksinya "Fokus utama adalah kemungkinan BTC menembus di atas EMA 50-hari, yang dapat membuka jalan menuju level resistensi kunci di sekitar US$ 64.000," jelas Fyqieh.
Menurutnya, penembusan ini dapat memicu pergerakan menuju level resistensi berikutnya di sekitar US$ 69.000, memberikan peluang signifikan bagi investor untuk meraih keuntungan. Namun, Fyqieh juga menyebut adanya potensi penurunan harga jika BTC turun di bawah level dukungan kritis di US$ 60.365. Hal ini dapat mendorong tekanan jual lebih lanjut menuju EMA 200-hari, yang menjadi titik penting dalam mengukur kekuatan pasar. "Selain faktor teknikal, peristiwa fundamental seperti pidato Ketua Fed, Jerome Powell, dan arus pasar dari ETF Bitcoin spot AS juga akan mempengaruhi sentimen pasar dalam beberapa hari ke depan," tutupnya. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Handoyo .