Harga Bitcoin Kembali Naik ke US$ 65.000, Simak Sentimen dan Proyeksi ke Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) kembali menguat signifikan, setelah sebelumnya hanya bertahan di support US$ 60.000. Berdasarkan CoinmarketCap, harga BTC naik 6,31% ke level US$ 66.130 pada Kamis (16/5) pukul 15.00 WIB. 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha mengatakan, sentimen yang membuat harga Bitcoin kembali naik karena adanya serangkaian data ekonomi, terutama data Indeks Harga Produsen (PPI) dan Indeks Harga Konsumen (CPI) yang telah dirilis. Kedua data sesuai atau lebih rendah dari perkiraan. 

“Sejalan dengan hal ini, investor juga  memperkirakan bahwa The Fed akan mulai memangkas suku bunga pada FOMC bulan Juni nanti, yang tentunya akan berdampak positif ke keseluruhan pasar, termasuk pasar Aset Kripto,” kata Panji kepada Kontan.co.id, Kamis (16/5). 


Namun, menurut alat FedWatch CME memperkirakan kemungkinan penurunan suku bunga sebesar 24,6% pada pertemuan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) bulan Juli dan peluang 48,6% pada pertemuan bulan September. Pedagang yang berminat mengantisipasi kemungkinan 96,5% suku bunga tidak berubah pada pertemuan bulan Juni.

Baca Juga: Harga Bitcoin Kembali Melesat, Pasar Kripto Bakal Bergairah Lagi?

Panji menyebutkan bahwa kenaikan harga Bitcoin dalam 24 jam terakhir telah berdampak positif ke altcoin khususnya memecoin yang mendominasi top gainers pada hari ini, Kamis (16/5) seperti, PEPE yang naik 16,65%, FLOKI naik 12,82%, serta DOGE, BOME, dan BONK juga kompak mengalami kenaikan di atas 7% dalam periode 24 jam terakhir.

Selain itu, Panji melihat terdapat sebuah indikasi bahwa reli masih berpotensi untuk berlanjut di tengah pasar yang menantikan terjadinya Bitcoin halving keempat di bulan April ini.

Panji menjelaskan, harga Bitcoin yang cenderung turun pasca-halving kemarin sangat wajar terjadi, di tengah market yang wait and see menantikan beberapa data ekonomi penting pada pekan ini dan pekan depan. 

Meski demikian, dia mengatakan, korelasi antara Bitcoin Halving dengan pergerakan harga BTC selalu berakhir positif beberapa bulan pasca-halving, jika melihat historis dari peristiwa di tiga halving sebelumnya.

Baca Juga: Harga Bitcoin Menembus US$66.000, Tantang Level Resistensi US$ 69.000

Panji menyebutkan, pada halving ketiga di tahun 2020, Bitcoin bergerak di sekitar US$ 8.675, di halvingketiga Mei 2020, dan enam bulan setelah halving ketiga tersebut atau pada Oktober 2020, Bitcoin sempat mencapai harga US$ 14,028. Selanjutnya, pada pertengahan April 2021, Bitcoin menguat lebih 4,5 kali lipat menjadi US$ 63.800.

Namun demikian, dia mengatakan, Bitcoin halving keempat ini telah diramaikan oleh aksi positif dari institusi keuangan yang telah membuka akses likuiditas masuk ke pasar kripto melalui perdagangan ETF Bitcoin, yang telah dibuka di AS sejak 11 Januari 2024 dan selanjutnya ETF Bitcoin dan Ethereum di Hongkong yang akan diluncurkan pada 30 April 2024. 

“Tentu, hal tersebut akan menjadi sentimen yang positif ke depan untuk kembali mendongkrak harga Bitcoin untuk kembali mencetak harga tertinggi baru dalam beberapa bulan ke depan,” ungkapnya.

Menurutnya, secara teknikal dalam jangka pendek, jika BTC dapat bertahan di atas US$ 70.300, maka BTC dapat melanjutkan kenaikan menuju resistance US$ 73.000 bahkan menciptakan new ATH lagi. Sementara, Panji bilang, jika pergerakan Bitcoin kembali turun di bawah US$ 70.300, maka BTC berpotensi melemah ke support US$ 69.000.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati