KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin diprediksi bisa mencapai ke level US$ 35.000 di tahun 2023. Sebagai informasi, harga bitcoin hari ini tembus US$ 30.032 atau sekitar Rp 446 juta per keping. Angka itu merupakan harga tertinggi bitcoin sejak 10 Juni 2022. Melansir Coinmarketcap, Rabu (12/4) pukul 18.30 WIB, harga bitcoin saat ini naik 3,63% dalam seminggu. Trader External Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, harga US$ 30.000 merupakan level psikologis bitcoin yang menjadi pertanda bahwa
bull market akan segera datang.
Sentimen pendorong bitcoin kali ini datang dari efek turbulensi krisis perbankan global pada bulan Maret lalu yang mulai memudar dan para investor yang semakin optimistis tentang kebijakan moneter bank sentral Amerika Serikat (AS). “Selain itu, maraknya isu penurunan
consumer price index (CPI) atau data inflasi AS juga memberikan sentimen positif ke market kripto,” ujarnya kepada Kontan.co.id, Rabu (12/4).
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus US$ 30.030, Begini Prospeknya pada Tahun 2023 Proyeksi sikap dovish The Fed untuk memperlambat kenaikan suku bunga di tahun ini bisa membuat Bitcoin bisa lebih leluasa lagi untuk
bullish. Tetapi saat ini Bitcoin kembali melakukan konsolidasi pada area US$ 30.500-US$ 29.800 per keping. “Jika Bitcoin mampu menembus harga US$ 30.500, maka harga bisa
bull run ke US$ 32.000 atau Rp 475 juta yang merupakan
resistance area pada bulan Mei 2022,” ungkapnya. Menurut Fyqieh, konsolidasi harga tersebut mungkin akan terjadi dalam beberapa hari mendatang, Apabila harga bitcoin kembali mengalami penurunan, maka bisa saja turun sampai US$ 28.000 atau Rp 416 juta. “Jika terkonfirmasi
breakout resistance, maka harga bitcoin akan menuju ke harga US$ 32.000 dalam beberapa hari ke depan, karena saat ini banyak orang tertuju pada aset kripto, terutama bitcoin,” papar dia.
Baca Juga: Harga Bitcoin Tembus US$ 30.000 per Keping, Ini Sebabnya Dengan pergerakan seperti itu, target terendah untuk bitcoin pada tahun 2023 berada pada harga US$ 20.000 atau Rp 297 juta. Sementara, harga tertinggi berada pada harga US$ 35.000 atau Rp 520 juta. Kenaikan harga tersebut disebabkan inflasi AS yang mulai melandai dan bank-bank besar di AS yang kolaps. “Secara umum, jika BTC mengalami kenaikan, maka top 10 kripto teratas akan mengalami kenaikan kecuali ETH dalam waktu dekat karena efek
unlock ETH Shanghai sebesar 15% dari total ETH yang beredar,” tutur Fyqieh. Oleh karena itu, Fyqieh menyarankan investor untuk menyiapkan strategi sesuai dengan tujuan investasi.
Baca Juga: Warren Buffett Berbicara tentang Korelasi Antara Cinta dan Uang Untuk investor jangka menengah, mulai pasang posisi untuk ambil untung. Investor bisa kembali melakukan pembelian pada akhir tahun untuk persiapan halving Bitcoin pada pertengahan tahun 2024. “Sementara, untuk investor jangka panjang, bisa mulai menabung atau
dollar cost averaging (DCA) dengan rutin hingga 1 tahun ke depan setelah halving bitcoin,” papar dia.
Fyqieh pun mengingatkan, koreksi harga bitcoin di tahun 2023 bukan tak mungkin terjadi. Jika koreksi terjadi, investor disarankan untuk menyiapkan dana untuk melakukan pembelian pada harga US$ 25.000-US$ 28.000 per keping. Sementara, untuk saat ini, investor bisa menyiapkan proporsi portofolio sebesar 60% untuk
cash dan 40% aset kripto. Namun target portofolio max 70% aset kripto dan 30%
cash. “Jika memiliki bitcoin dengan pembelian harga murah bisa melakukan
profit taking menarik modalnya saja dan biarkan hasil keuntungan tetap
hold bitcoin. Ini merupakan risiko yang sangat rendah,” pungkas dia. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati