Harga Bitcoin Masih Turun Sejak Rabu (27/3), Begini Proyeksi Harga ke Depan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Pasar kripto, khususnya Bitcoin (BTC) mengalami koreksi sejak Rabu (27/3). Melansir dari CoinmarketCap, Bitcoin turun 0,11% dalam 24 jam terakhir atau berara di level US$ 70.689 atau setara dengan Rp 1,11 miliar. 

Financial Expert Ajaib Kripto, Panji Yudha Kusuma mengatakan, penurunan ini dipicu oleh turunnya arus masuk dana investasi ETF Bitcoin dan rilis data ekonomi Amerika Serikat (AS) yang menunjukkan bahwa kondisi inflasi masih cukup tinggi. 

Panji mengatakan, lonjakan arus keluar bersih dari Grayscale Bitcoin Trust (GBTC) dan kemunduran arus masuk bersih iShares Bitcoin Trust (IBIT) juga berdampak pada penurunan. 


Baca Juga: Ada Kasus Pencucian Uang di KuCoin, Pasar Kripto Kompak Turun

Selain itu, dia mengatakan adanya kasus kriminal ke salah satu top five platform bursa kripto global terbesar yakni KuCoin, di mana dua pendirinya didakwa melanggar undang-undang pencucian uang oleh jaksa federal Amerika Serikat (AS). 

Diketahui, arus keluar bersih yang dikelola KuCoin hampir sebesar US$ 800 juta. Sehingga hal ini menjadi tekanan bagi pasar kripto. Dengan begitu, menyebabkan pasar menjadi cemas dan membuat investor sementara waktu untuk melakukan wait and see untuk berhati-hati. 

Meski begitu, harga Bitcoin diprediksi akan kembali menlonjak, mengingat akan segera berlangsungnya Bitcoin halving pada 20 April 2024. Terlebih, berdasarkan data dari Coinglass, sejak awal tahun, BTC telah naik sebesar 66,33% dari harga pembukaan di US$ 42.280 pada 1 Januari 2024.

“Harga BTC masih terhitung naik dibandingkan pekan lalu, dimana sempat mengalami penurunan ke US$ 60.800 akibat dari aksi risk off investor jelang FOMC pada Rabu (20/3), dan naiknya outflow dari transaksi ETF Bitcoin spot di AS,” ujar Panji kepada Kontan.co.id, Minggu (31/3). 

Baca Juga: Tiga Aset Kripto ini Berpotensi Meroket Ikuti Jejak Bitcoin

Panji mengatakan, sentimen lainnya yang membuat harga Bitcoin akan meningkat ke depannya karena penurunan reward akan Bitcoin menjadi lebih langka. Saat ini, sebanyak 93,65% atau sekitar 19,6 juta BTC telah beredar, dari total pasokan Bitcoin yang telah ditetapkan sebanyak 21 juta. 

Menurut dia, sesuai dengan prinsip supply and demand, berkurangnya distribusi Bitcoin ke pasar dan didukung meningkatnya permintaan, berpotensi akan meningkatkan harga Bitcoin. 

“Maka besar kemungkinan investor harus bersedia membayar harga yang lebih tinggi untuk mendapatkan Bitcoin di masa depan,” imbuhnya. 

Editor: Noverius Laoli