Harga Bitcoin Melesat Setelah Suku Bunga The Fed Turun, Apakah Terlambat Untuk Masuk?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) melesat pasca pemangkasan suku bunga the Fed, dari US$ 59.500 menjadi US$ 64.000 pada Jumat (20/9). Meski begitu, investor dinilai masih memiliki ruang untuk masuk.

Pada Selasa (24/9) pada pukul 19.39 WIB, harga Bitcoin masih cenderung stabil di US$ 63.587. Dalam 24 jam terakhir, harganya naik 0,16%.

Trader Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan meskipun pasar kripto, terutama Bitcoin, telah mengalami kenaikan signifikan dalam sepekan terakhir, tetapi investor belum tentu terlambat untuk masuk.


Sementara harga BTC telah menembus level resistensi penting di US$ 64.000, potensi kenaikan masih ada, terutama dengan katalis seperti pemangkasan suku bunga The Fed dan sentimen positif dari ETF Bitcoin. "Namun, volatilitas pasar kripto tetap tinggi, dan selalu ada kemungkinan terjadinya koreksi jangka pendek, terutama setelah reli yang begitu cepat," ujar Fyqieh kepada Kontan.co.id, Selasa (24/9).

Baca Juga: Mengintip Arah Harga Bitcoin Pasca-Pemangkasan Suku Bunga The Fed

Dia menilai ada kemungkinan pasar kripto akan sideways karena berakhirnya euforia terkait pemotongan suku bunga, dan kenaikan Bitcoin akan beristirahat sejenak pada pekan ini. Penurunan volatilitas pada kontrak opsi Bitcoin juga menunjukkan bahwa pedagang tidak mengantisipasi perubahan harga yang signifikan dalam waktu dekat, mencerminkan transisi menuju normalisasi kebijakan.

Pada Selasa, 24 September, data ekonomi Amerika Serikat (AS), seperti S&P Global Services PMI, diperkirakan akan memengaruhi prediksi investor terhadap ekonomi AS. Jika PMI Jasa turun dari 55,7 ke 55,2, pasar bisa semakin yakin dengan soft landing ekonomi, yang kemungkinan akan mendukung kenaikan BTC.

"Namun, jika PMI turun menuju 50, kekhawatiran akan resesi bisa menekan harga BTC di bawah US$ 60.000," katanya.

Baca Juga: Harga Bitcoin Berpotensi ke US$80.000 pada Akhir Tahun 2024

Selain itu, pidato Ketua The Fed, Jerome Powell pada 26 September dan laporan data Core PCE Price Index MoM akan memengaruhi pergerakan Bitcoin ke depan. Investor harus tetap waspada, dengan indikator ekonomi AS yang akan datang kemungkinan akan memengaruhi permintaan pembeli untuk BTC dan pasar yang lebih luas.

Dari segi teknikal, sinyal besar yang berkedip pada grafik harian Bitcoin adalah divergensi bearish tersembunyi. Ini terjadi ketika harga Bitcoin menunjukkan titik tertinggi yang lebih rendah sementara RSI mencerminkan titik tertinggi yang lebih tinggi.

"Biasanya, divergensi bearish merupakan tanda bahwa pasar dapat melanjutkan tren penurunannya. Namun, dalam kasus ini, sinyal tersebut belum sepenuhnya dikonfirmasi," terangnya.

Baca Juga: Naik Pekan Lalu, Harga Bitcoin (BTC) Pekan Ini Diprediksi Datar

Crypto Fear & Greed Index juga menunjukkan penurunan minat investor. Pada Senin (23/9), meskipun masih berada di kategori netral, indeks turun ke level 50 poin dari 52 poin sehari sebelumnya. Penurunan ini mengindikasikan bahwa sentimen pasar mulai bergerak ke arah yang lebih hati-hati, dengan investor lebih cenderung waspada terhadap risiko di pasar kripto.

Fyqyeh menilai, level kunci seperti US$ 60.000 akan menjadi support utama jika terjadi retracement. Penembusan di bawah level ini bisa memberikan peluang beli yang lebih baik sebelum kenaikan lebih lanjut.

"Dengan demikian, bagi mereka yang siap menghadapi volatilitas jangka pendek, masih ada potensi penguatan pasar, namun selalu penting untuk menilai risiko dan strategi investasi dengan bijak sebelum mengambil keputusan," tutup Fiqyieh.

Selanjutnya: Pasar Layanan Pesawat Terbang di Asia-Pasifik Diperkirakan akan Naik Dua Kali Lipat

Menarik Dibaca: Tips Menuju Mental yang Sejahtera

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati