Harga Bitcoin Melonjak 40% Sejak Awal Tahun, Masih Berpotensi Naik Lagi?



MOMSMONEY.ID - Harga Bitcoin mendaki mendekati US$ 24.000 di tengah aksi para trader menunggu keputusan Komite Pasar Terbuka Federal (FOMC) minggu ini tentang suku bunga AS.

Mengutip data CoinMarketCap pada Senin (30/1) pukul 07.55 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 23.778,30 atau naik 2,79% dalam 24 jam terakhir.

Ini merupakan awal yang menderu untuk tahun 2023 bagi Bitcoin, yang harganya telah melonjak lebih dari 40% sejak Malam Tahun Baru. 


Harga Bitcoin melampaui US$ 23.000 untuk pertama kalinya sejak pertengahan 2022, sekitar seminggu yang lalu dan berhasil bertahan di wilayah itu.

"Bitcoin masih harus berkonsolidasi menjelang keputusan FOMC, dengan risiko penurunan jika The Fed tetap berpegang pada mantra hawkish-nya," kata Edward Moya, Analis Pasar Senior Oanda, dalam catatan Jumat (27/1) tentang suku bunga Federal Reserve, seperti dikutip CoinDesk.

Baca Juga: Harga Emas Pegadaian di Awal Pekan Senin (30/1), Ada yang Turun

Reli kripto terjadi setelah laporan Pengeluaran Konsumsi Pribadi (PCE) AS terbaru menunjukkan perlambatan inflasi pada akhir tahun lalu, tujuan yang The Fed bidik lewat kenaikan suku bunga.

CME FedWatch saat ini menunjukkan, para trader melihat sekitar 99% peluang FOMC akan menaikkan suku bunga sebesar 25 basis poin pada pertemuan Februari.

Dengan reli pasar yang lebih luas baru-baru ini, aset kripto teratas seperti Bitcoin dan Ethereum telah menduduki puncak ekuitas tahun ini. 

Harga Ethereum melonjak sekitar 32% sejak awal tahun. Senin (30/1) pukul 07.55 WIB, harga Ethereum naik 3,85% dalam 24 jam terakhir menjadi US$ 1.645,61.

Joel Kruger, Markets Strategist LMAX Digital, mengatakan, dari sudut pandang teknikal, harga Bitcoin saat ini overbought, seperti yang terlihat pada Relative Strength Index (RSI) yang mengukur besarnya perubahan harga baru-baru ini.

Baca Juga: Mengenal Ciri-ciri Crypto Blue Chip Agar Investasi Semakin Cuan

Menurut data dari TradingView, indikator RSI menunjukkan level 81,9 pada Jumat (27/1). Angka di atas 70 menunjukkan, aset overbought.

Kruger bilang, resistensi penting Bitcoin berikutnya adalah US$ 25.200. 

Tapi, "Kemungkinan melihat Bitcoin turun ke US$ 10.000 pada paruh pertama tahun ini atau di atas US$ 50.000 pada paruh kedua tahun ini," ujarnya kepada CoinDesk. "Ada banyak ruang untuk pergi ke arah mana pun".

Data yang bersumber dari Coinglass menunjukkan tingkat pendanaan untuk Bitcoin sekitar 0,01% pada Jumat (27/1), sebuah sinyal bahwa sentimen pasar cenderung bullish di antara para trader.

Tetapi, “Masih jauh dari level 0,06% yang tercatat pada Februari atau November 2021 ketika para trader membayar 80% lebih untuk long Bitcoin," kata Lucas Outumuro, Head of Research IntoTheBlock, seperti dilansir CoinDesk.

Dia menambahkan, level derivatif saat ini menunjukkan pasar optimis, tetapi pada saat yang sama belum terlalu panas, yang dapat menciptakan landasan bagi reli yang sedang berlangsung untuk bertahan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan