Harga Bitcoin Melonjak Usai The Fed Pangkas Suku Bunga Acuan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin melambung pasca Bank Sentral Amerika Serikat (AS) memutuskan pemangkasan suku bunga hingga 50 basis poin menjadi 4,75%-5% pada Rabu (18/9) waktu AS.

Berdasarkan coinmarketcap, pada Kamis (19/9) pukul 17.04 WIB harga Bitcoin berada di US$ 62.325, naik 4,37% hanya dalam 24 jam, bahkan dalam seminggu harganya menguat 7,41%.

Trader Tokocrypto, Fyqieh Fachrur mengatakan dengan pemangkasan suku bunga ini membuat investor cenderung beralih dari aset yang imbal hasil rendah seperti obligasi dan deposito kepada aset berisiko tinggi seperti kripto, yang menawarkan potensi pengembalian lebih besar. 


"Ini memberikan dampak positif signifikan terhadap pasar kripto, terutama bitcoin," kata Fyqieh kepada KONTAN, (18/9). 

Baca Juga: Arah Harga Kripto Masih Menantikan Pemangkasan Suku Bunga

Walaupun saat ini harga bitcoin belum menyentuh all time high (ATH) seperti pada Maret 2024 yang mencatatkan rekor tertinggi di US$73.798, Fyqieh menilai momentum bullish bitcoin akan terus berlanjut. Optimisme itu timbul karena adanya proyeksi The Fed masih akan melanjutkan pemangkasan suku bunga 50 hingga 150 basis poin selama 18 bulan mendatang. 

Ditambah lagi, lanjut Fyqieh, katalis positif penguatan harga kripto datang dari perkembangan regulasi kripto di Amerika Serikat. Seiring dengan pemilihan presiden yang akan berlangsung pada November 2024, ada optimisme bahwa undang-undang pro-kripto akan diperkenalkan pada awal masa kongres berikutnya.

Dengan kombinasi kebijakan moneter yang lebih longgar dan regulasi kripto semakin jelas, maka ada peluang besar kripto menyentuh harga ATH dalam beberapa bulan mendatang. Selain itu ada kemungkinan undang-undang bipartisan yang mendukung industri kripto disahkan, hal ini tentu semakin membuka akses bagi investor institusi dan ritel. 

"Kami memproyeksi bitcoin akan kembali menembus level ATH-nya di US$73.798 dan bahkan berpeluang mencapai level US$80.000 hingga US$100.000 dalam beberapa kuartal mendatang," terang Fyqieh. 

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Putri Werdiningsih