KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin melorot pada Sabtu (4/6), kembali jatuh ke bawah US$ 30.000. Sentimen di antara investor dan trader kripto tetap
bearish. Mengacu data
CoinMarketCap pada Sabtu pukul 09.05 WIB, harga Bitcoin ada di US$ 29.592,94 atau turun 3,33% dalam 24 jam terakhir. Melansir CoinDesk, sentimen di antara investor dan
trader kripto tetap
bearish, tampak dari penurunan dalam Bitcoin Fear & Greed Index selama beberapa hari terakhir.
Indeks bergerak lebih dalam ke wilayah "Ketakutan Ekstrem", mirip dengan apa yang terjadi pada Januari tahun ini, yang mendahului kenaikan harga Bitcoin.
Baca Juga: Harga Bitcoin Jatuh Lagi ke Bawah US$ 30.000, Dua Faktor Ini Bikin Cemas Investor Tapi, indikator teknis menunjukkan kenaikan terbatas untuk harga Bitcoin, terutama pada rata-rata pergerakan 50 hari, saat ini di US$ 34.177. Di pasar tradisional, indeks saham S&P 500 dan Nasdaq yang sarat saham teknologi turun pada penutupan perdagangan Jumat (3/6), karena imbal hasil Obligasi AS tenor 10 tahun berdetak lebih tinggi. Harga emas juga lebih rendah pada Jumat dan turun 5% selama tiga bulan terakhir, dibandingkan dengan kerugian 25% Bitcoin dan penurunan 4% S&P 500 selama periode yang sama. Beberapa analis memperkirakan, harga kripto akan stabil dalam jangka pendek, yang biasanya terjadi setelah periode penurunan harga yang signifikan.
Baca Juga: Mulai Bergerak Stabil, Begini Proyeksi Harga Bitcoin ke Depan "Untuk Bitcoin, penarikan saat ini identik dengan penarikan 2020 (saat pandemi Covid-19). Ada kemungkinan kita melihat pemantulan jangka pendek dari level
oversold ini," tulis QCP Capital dalam laporan Jumat (3/6), seperti dikutip
CoinDesk. Penurunan
peak-to-trough serupa terjadi di S&P 500 dan Nasdaq, yang bisa menunjukkan penguatan jangka pendek dalam aset spekulatif. Namun, pada 2017, butuh sekitar satu tahun bagi Bitcoin untuk mencapai titik terendah, yang berarti kenaikan bisa terbatas hingga harga terendah mutlak terjadi, menurut QCP.
Editor: S.S. Kurniawan