KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga Bitcoin (BTC) masih berupaya melanjutkan penguatan yang terjadi sejak pertengahan Januari 2024. Minggu (7/4) pukul 12.29 WIB, harga bitcoin menguat 2,13% ke US$ 69.416. Dalam sepekan terakhir, harga bitcoin turun 1,18%. Harga Bitcoin melesat 62,89% sejak awal tahun dari posisi US$ 42.614 di akhir 2023. Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha Kusuma mengatakan, secara umum Bitcoin akan kembali naik setelah mengalami penurunan dalam beberapa hari terakhir. Dia melihat, BTC ke depannya akan naik terbatas menguji area
resistance dinamis MA-20 di sekitar US$ 69.500 dan US$ 70.500.
Namun, jika Bitcoin mengalami
rejection di area MA-20, maka BTC berpotensi kembali melemah ke support US$ 64.000 dan support selanjutnya di US$ 60.000. Meski demikian, Panji optimistis prospek harga Bitcoin masih akan berpotensi naik di akhir tahun. Baca Juga: Harga Bitcoin Naik ke Level US$ 67.155 pada Akhir Pekan, Intip Prospeknya ke Depan “Melihat apa yang terjadi di siklus sebelumnya, ketika adanya Bitcoin
halving, harga BTC selalu ditutup positif di akhir tahun dan setahun pasca-halving,” kata dia kepada Kontan.co.id, Minggu (7/4). Sementara itu, Panji menjelaskan beberapa hal yang menyebabkan penurunan Bitcoin dalam beberapa hari terakhir yaitu, karena adanya
outflow pada perdagangan ETF Bitcoin spot di AS sebesar US$ 85,7 juta. Panji bilang, pelaku pasar sebelumnya mengambil sikap
wait and see menantikan pidato Jerome Powell, Ketua Federal Reserve pada Rabu (3/4). Reaksi ke pasar kripto cenderung netral setelah Powell mengatakan The Fed masih punya waktu untuk menilai data yang masuk sebelum mulai pangkas suku bunga acuannya. “Namun kebijakan pemotongan suku bunga diprediksi memang akan terjadi pada tahun ini,” kata dia.
Baca Juga: 8 Kiat Sukses Warren Buffett, Salah Satunya Terapkan Prinsip 50 Tahun Panji menuturkan, pelaku pasar memprediksi penurunan suku bunga kemungkinan akan dilakukan pada pertemuan kebijakan The Fed pada 11-12 Juni 2024. Saat ini terdapat peluang 61,50% The Fed akan memangkas suku bunga sebesar 25 bps atau 0,25%. Adapun, harga Bitcoin (BTC) mengalami penurunan pada tanggal 2 April 2024 juga disebabkan setelah pemerintah AS mentransfer 2.223 BTC senilai US$ 130 juta ke wallet Coinbase. Penjualan ini merupakan bagian dari penjualan yang diumumkan pada bulan Januari 2024.
Pada hari yang sama, Panji mengatakan bahwa lebih dari 30.175 BTC yang terkait dengan Silk Road dan dikendalikan oleh pemerintah AS terdeteksi bergerak di blockchain. Komunitas berspekulasi bahwa BTC ini akan dipindahkan ke Coinbase. Namun belum terkonfirmasi terjadinya penjualan. “Umumnya, perpindahan Bitcoin dalam jumlah besar ke
exchange menandakan potensi penjualan oleh si pengirim. Sebaliknya, perpindahan Bitcoin dari
exchange ke dompet kripto (
wallet) menandakan
hold atau Bitcoin akan disimpan dalam jangka waktu yang lebih lama,” ungkapnya. Panji pun memprediksi, pada tahun 2024 sangat dinantikan sebagai tahun
bullish bagi Bitcoin. Dengan potensi harga di kuartal II adalah US$ 80.000 dan angka tertinggi sekitar US$ 120.000. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Wahyu T.Rahmawati