Harga Bitcoin Naik Lebih dari 21% Selama Sepekan, Ini Sentimen Pendorongnya



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bitcoin naik ke atas US$ 30.150 per koin pada perdagangan Kamis (22/6) sore. Per pukul 16.20 WIB, harga bitcoin tercatat naik 4,39% dalam sehari dan melesat 21,17% dalam sepekan.

Trader External Tokocrypto Fyqieh Fachrur mengatakan, ada sejumlah faktor yang menjadi pendorong kenaikan harga bitcoin. Faktor utama berasal dari adanya beberapa perusahaan seperti Blackrock, Fidelity, Wisdomtree, Valkyrie, dan Invesco yang telah mengajukan proposal untuk meluncurkan ETF Bitcoin Spot.

Berita ini diprediksi akan memberikan dampak positif dalam beberapa bulan mendatang. Bahkan, kabar ini dapat menjadi salah satu sentimen utama dalam persiapan untuk Halving Bitcoin tahun depan.


Total dana yang dikelola oleh kelima perusahaan manajemen aset tersebut diperkirakan mencapai lebih dari US$ 18 triliun dalam valuasi, sedangkan kapitalisasi pasar bitcoin hanya sekitar US$ 500 miliar. Namun, tidak semua US$ 18 triliun tersebut akan beralih ke bitcoin, melainkan hanya sebagian kecil saja.

"Artinya, terdapat potensi aliran aset dan dana dari saham dan obligasi negara ke bitcoin yang dapat menyebabkan peningkatan harga BTC yang signifikan," tutur Fyqieh saat dihubungi Kontan.co.id, Kamis (22/6).

Baca Juga: Menjelang Halving Day Bitcoin 2024, Intip Manfaatnya Bagi Investor Aset Kripto

Untuk akhir semester 1 2023, Fyqieh memprediksi, harga bitcoin dapat mencapai US$ 33.000 per koin atau sekitar Rp 493 juta. Prediksi ini didasarkan pada beberapa pertimbangan.

Pertama, harga US$ 33.000 merupakan harga lower low yang terjadi pada Januari 2022. Kedua, indikator Stochastic RSI harian telah mencapai poin 100/100 yang menandakan kondisi overbought. Terakhir, kenaikan harga yang terjadi saat ini dianggap tidak wajar karena adanya fear of missing out (FOMO) yang berlebihan.

Kemudian, dalam jangka waktu mingguan dan bulanan, bitcoin diperkirakan akan terus mengalami tren bullish. Namun, untuk mengonfirmasi kenaikan harga menuju US$ 33.000, pergerakan harga bitcoin perlu berhasil menembus level resistance di US$ 31.000 atau Rp 463 juta dan menutup di atasnya secara harian.

Untuk awal semester depan, pergerakan harga bitcoin diprediksi akan tetap bullish dengan target sekitar US$ 34.800 (Rp 520 juta). Prediksi ini didasarkan pada golden ratio fibonacci retracement 1,68 yang ditarik dari harga US$ 31.000 ke US$ 25.000.

Jika dilihat secara bulanan, bitcoin diprediksi akan mengalami tren bullish pada bulan Juli. Potensi kenaikan harga bitcoin cenderung lebih tinggi pada bulan Juli dibandingkan bulan Agustus. Oleh karena itu, prediksi bullish ini diperkirakan akan berlangsung hingga akhir Juli.

"Namun, apabila Blackrock mulai mengimplementasikan proposalnya, maka bulan-bulan berikutnya kemungkinan akan mengalami tren bullish yang lebih kuat," ucap Fyqieh. Ada kemungkinan bitcoin dapat mencapai kenaikan hingga US$ 40.000 atau sekitar Rp 579 juta.

Meskipun demikian, target ini dianggap terlalu jauh karena dibutuhkan sentimen yang kuat selain dari pengaruh Blackrock dan aset manajemen instrumen lainnya. Oleh karena itu, target terdekat yang dapat dicapai adalah US$ 35.000 atau Rp 523 juta.

Trader perlu menunggu konfirmasi pergerakan harga selanjutnya untuk memperkirakan tren lebih lanjut. Penting untuk diingat bahwa prediksi harga merupakan perkiraan berdasarkan analisis teknikal dan faktor-faktor pasar yang ada pada saat ini.

Pasar kripto sangat volatile dan dapat dipengaruhi oleh berbagai faktor eksternal yang sulit diprediksi. Oleh karena itu, investasi dalam bitcoin dan aset kripto lainnya selalu melibatkan risiko tinggi dan keputusan investasi harus didasarkan pada penelitian menyeluruh dan pemahaman yang baik terhadap risiko terkait.

Baca Juga: Pasar Kripto dalam Tekanan Jangka Pendek Usai Binance Digugat SEC

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Khomarul Hidayat