Harga Bitcoin perpanjang penurunan, cemas kebijakan di AS dan China



KONTAN.CO.ID - Harga Bitcoin memperpanjang penurunan karena pembeli terus mengambil keuntungan dari level resistensi US$ 40.000. 

Kekhawatiran atas kebijakan yang sedang berlangsung di Amerika Serikat dan China juga melanda pembeli Bitcoin, sehingga harga menjauh dari level US$ 40.000.

Mengacu data CoinDesk, harga Bitcoin pada Rabu (4/8) pukul 13.28 WIB ada di US$ 37.910,22, turun 1,31% dibanding posisi 24 sebelumnya.


“Kami memperkirakan pullback dalam satu hingga dua minggu di sekitar US$ 34.000, setelah itu harga Bitcoin naik di dekat US$ 51.000,” kata Katie Stockton, Managing Director Fairlead Strategi, seperti dikutip CoinDesk.

“Kami kurang optimistis tentang BTC (Bitcoin), dan kami berpikir kenaikan BTC mungkin akan terbatas dalam waktu dekat,” sebut QCP Capital.

Baca Juga: Harga Bitcoin melanjutkan penurunan, masih berpotensi turun terus

Harga Bitcoin gagal bertahan di level US$ 40.000 pada Senin (2/8), setelah sempat menembus US$ 42.000 di Minggu (1/8), posisi tertinggi sejak Mei lalu.

Pada Minggu (1/8), bank sentral China, People's Bank of China (PBoC) menyatakan, akan terus menerapkan peraturan yang keras atas perdagangan kripto, sebagian besar karena kekhawatiran terhadap risiko keuangan.

Para trader juga mencerna “Struktur Pasar Aset Digital dan Undang-Undang Perlindungan Investor setebal 58 halaman, yang diusulkan oleh anggota senat AS dari Partai Republik Don Beyer," kata Marcus Sotiriou, trader di GlobalBlock, kepada CoinDesk.

Menurut dia, usulan tersebut berupaya menciptakan rezim peraturan yang lengkap untuk aset digital. Senat Amerika Serikat juga mengajukan tagihan infrastruktur senilai US$ 1 triliun dengan ketentuan pajak kripto, yang bisa menjadi sumber kecemasan pasar.

Untuk saat ini, terobosan pada grafik intraday “menunjukkan, Bitcoin mungkin jatuh kembali ke kisaran menengah di sekitar US$ 36.000, atau lebih rendah, sebelum reli berlanjut,” ujar Sotiriou.

Selanjutnya: Habis cetak rekor, harga Bitcoin gagal bertahan di level US$ 40.000

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: S.S. Kurniawan