Harga Bitcoin Sempat Menyentuh Level US$70.000, Bagaimana Prospeknya untuk Pekan Ini?



KONTAN.CO.ID – JAKARTA. Bitcoin (BTC) sempat meningkat ke level US$70.000 pada Senin (29/7). Kenaikan harga BTC dipengaruhi oleh pidato calon presiden Donald Trump yang berjanji untuk membuat cadangan Bitcoin nasional jika terpilih.

Kala berbicara di konferensi Bitcoin, Trump mengatakan akan memecat Ketua SEC Gary Gensler pada hari pertamanya menjabat. Pernyataan Trump itu disambut positif oleh para penggemar Bitcoin yang berharap adanya regulasi yang lebih jelas di AS.

Donald Trump sebelumnya juga menyatakan bahwa dia akan mengakhiri "penganiayaan" terhadap industri kripto, jika terpilih. Di sisi lain, pertemuan Fed akan diadakan Rabu (31/7) pekan ini, di mana spekulasi beredar bahwa bank sentral mungkin akan segera memangkas suku bunga mengingat inflasi yang melandai.


Baca Juga: Robert Kiyosaki Ramal 3 Aset Ini Bakal Terbang Tinggi dan Bisa Bikin Kaya Raya

Sementara itu, sejak dibuka perdagangannya pekan lalu, Ethereum (ETH) mengalami minggu yang berat karena arus keluar terus-menerus dari ETF spot Ethereum dan tercermin dari pergerakan ETH yang cenderung stagnan dalam sepekan terakhir.

Hal ini berbeda yang terjadi pada ETF Bitcoin Spot dengan melanjutkan performa positif pekan lalu dengan ditutup net inflow sebesar US$535 Miliar periode 22 - 26 Juli. Ini menandakan penutupan positif sepanjang empat minggu terakhir.

Untuk pekan ini, Financial Expert Ajaib Kripto Panji Yudha mencermati, BTC berpotensi bergerak di kisaran US$64.000 - US$71.000, jelang penutupan bulan Juli 2024. Sejak 1 Juli, Bitcoin naik 6,73% Mtd hingga saat ini yang masih berpotensi menutup bulan Juli dengan tren positif.

Panji menyebutkan, data ekonomi AS terus memengaruhi Bitcoin dan kripto secara umum. Peserta pasar bersiap menghadapi beberapa acara penting minggu ini, termasuk pertemuan Federal Open Market Committee (FOMC) pada 31 Juli dan konferensi pers Ketua Federal Reserve, Jerome Powell. Pertemuan ini akan fokus pada potensi perubahan suku bunga.

Adapun Fed mempertahankan suku bunga antara 5,25% dan 5,50% pada Juni lalu. Penurunan Indeks Harga Konsumen (CPI) AS menjadi 3% pada Juni mengindikasikan inflasi yang mereda. Namun, Powell menyatakan dalam Laporan Kebijakan Moneter Semi-Tahunan bahwa Fed belum siap untuk memangkas suku bunga pada FOMC pekan ini.

Panji bilang, Federal Reserve diperkirakan akan mempertahankan kebijakan suku bunganya pada pertemuan Rabu (31/7), meskipun terdapat tekanan untuk pemotongan suku bunga. Pertemuan ini mungkin akan digunakan untuk memberi sinyal pemotongan di masa depan.

Berdasarkan CME FedWatch Tools, terdapat kemungkinan hampir 90% untuk pemotongan suku bunga sebesar 0,25% pada pertemuan FOMC bulan September mendatang.

Baca Juga: Warren Buffett Lebih Pilih 2 Aset Ini Dibanding Bitcoin, Apa Saja?

“Dukungan politik, dukungan institusional, dan potensi penurunan suku bunga berpotensi mendorong Bitcoin melampaui titik tertinggi sepanjang masanya di US$73.750, mencapai kisaran US$90.000 - US$100.000 pada akhir tahun ini,” jelas Panji dalam risetnya, Selasa (30/7).

Secara historis, Panji menuturkan, data dari Coinglass menunjukkan bahwa selama kuartal IV dari tahun 2013 hingga 2023, Bitcoin rata-rata mengalami kenaikan lebih dari 80% di kuartal tersebut.

Mengutip Coinmarketcap, Selasa (30/7) pukul 14.42 WIB, harga Bitcoin bertengger di posisi US$66,955. Harga aset kripto dengan kapitalisasi pasar terbesar itu terpantau turun 3,68% dalam 24 jam terakhir, namun naik sekitar 0,69% dalam periode 7 hari terakhir.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Handoyo .