Harga BUMI makin mendekati bumi



JAKARTA. Harga saham PT Bumi Resources Tbk (BUMI) kembali menemukan level terendahnya. Hingga penutupan perdagangan hari ini Selasa (8/4), saham BUMI anjlok 4,2% ke Rp 251 per saham. Sebenarnya, ada beberapa hal yang seharusnya menjadi sentimen positif bagi pergerakan saham BUMI. Mulai dari soal selesainya perseteruan antara BUMI dengan Rothschild hingga lampu hijau pemegang saham atas rencana pengurangan utang senilai US$ 2 miliar tahun ini. "Tapi, sentimen itu butuh waktu karena ini semua baru ketuk palu, belum ada pelaksanaannya secara nyata," tandas Kiswoyo Adi Joe, Managing Partner Investa Saran Mandiri kepada KONTAN, (8/4). Memang, soal pelunasan utang BUMI baru memperoleh persetujuan pemegang saham belum lama ini. Lampu hijau tersebut pun baru menyala setelah BUMI beberapa kali gagal menggelar RUPS. Rencana pembayaran utang ini juga belum bisa dipastikan apakah akan menyehatkan keuangan perusahaan atau justru memberatkan kinerja BUMI di masa mendatang. Belum lagi, predikat yang telah melekat selama ini akibat semua persoalan yang dialami oleh BUMI. "Aset perusahaan ini bagus, bagus banget malah, tapi sayang GCG -nya aneh-aneh," tambah Kiswoyo. Bukan hanya saham BUMI yang mengalami penurunan hingga sore tadi. Saham-saham Grup Bakrie yang lain seperti saham PT Visi Media Asia Tbk (VIVA) juga anjlok 3,44% ke level Rp 309 per saham. Menyoal saham VIVA, Kiswoyo menilai ada keterkaitan pergerakan saham ini dengan IPO anak usahanya, yakni PT Intermedia Capital. Pelaku pasar sudah paham jika sebenarnya aset yang dimiliki oleh pemilik stasiun ini kurang baik, sehingga hal ini menjadi sentimen negatif. "Daripada nanti enggak ada yang menyerap saham perdana sehingga semakin menambah sentimen, jadi lebih baik jual sekarang, sehingga hari ini kesannya menjadi panic selling. Kebetulan, enggak ada bandar yang mau mengerem penurunan saham ini," tutur Kiswoyo. Tambahan saja, beberapa saham Grup Bakrie lain yang mengalami penurunan adalah, saham ENRG yang turun 1,01% ke level Rp 98 per saham dan saham BORN turun 6,5% ke level Rp 115 per saham. Logis saja jika tren penurunan ini juga ada kaitannya dengan penyelenggaraan pemilu legislatif besok. "Pasar pesimistis Ical bakal terpilih," pungkas Kiswoyo.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News


Editor: Djumyati P.