Harga bungkil kedelai terus naik bisa gerus industri pakan



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga bungkil kedelai yang menjadi sumber pakan ternak terus mengalami kenaikan. Sentimen pada komoditas yang di Indonesia ini seluruhnya impor kian tergerus oleh kekhawatiran perang dagang China-Amerika Serikat dan proyeksi produksi dunia yang menurun.

Wakil Ketua Komite Tetap Industri Pakan dan Veteriner Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Indonesia mengatakan untuk saat ini harga bungkil kedelai telah mencapai Rp 7.600 per kilogram, padahal di awal Januari lalu berada di posisi RP 5.200 per kg.

Kenaikan besar hingga 46% diperberat dengan kurs rupiah yang tengah mendaki karena artinya beban impor bakal membengkak.


"Kenaikan harga kedelai bungkil karena proyeksi produksi dunia berkurang, terutama di Argentina yang sedang kekeringan. Ditambah dengan sedikit kekhawatiran karena perang dagang China dan AS," jelas Sudirman kepada Kontan.co.id, Senin (14/5).

Memang, mengutip pemberitaan Reuters (13/4), musim kering yang melanda Argentina tahun ini menyebabkan negara eksportir kedelai dan jagung ketiga terbesar ini terseok.

Sejumlah analis memangkas ekspektasi panen kedelai Argentina menjadi 45 juta ton, dari sebelumnya 55 juta ton.

Tak lupa, Reuters (10/5) juga melaporkan China berencana mengurangi impor kedelai untuk pertama kalinya sejak 15 tahun terakhir.

Pemotongan ini bakal dilakukan pada tahun 2018/2019 sebagai bagian dari perang dagang melawan AS. Adapun China dikabarkan mengancam akan memberi tambahan pajak 25% pada kedelai dari AS.

Akibatnya, bila harga komoditas impor ini naik terus di tengah pelemahan rupiah dan gejolak global, Sudirman melihat industri yang berbasis pakan ternak bisa terdampak.

"Yang pasti ini akan meningkatkan biayanya. Jika harga pakan bisa diperbaiki, maka dampaknya di bottom line feed mill akan baik. Jika tidak, maka akan buruk," lanjutnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Yudho Winarto