JAKARTA. DPR mensinyalir melambungnya harga cabai bukan semata-mata karena kekurangan produksi dari petani. Politisi Senayan menduga melonjaknya harga cabai karena faktor-faktor non produksi.Wakil Ketua Komisi IV DPR E. Herman Khaeron menduga setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan melambungnya harga cabai. Pertama, Herman menduga kenaikan harga cabai karena permainan spekulan. Dia menduga, spekulan berperan penting mendongkrak harga cabai hingga 200% sampai 300%. "Sebenarnya pedagang eceran pun ingin harga cepat turun karena penjualan mereka tidak laku," katanya, Jumat (7/1)Kedua, Herman menduga kenaikan harga cabai karena perubahan iklim atau curah hujan yang panjang. Ketiga, anggota fraksi Partai Demokrat ini menduga ada sistem distribusi di awal tahun yang belum normal. Keempat, dia menduga ada permintaan ekspor yang tinggi karena Eropa, Amerika Serikat dan Asia sedang mengalami musim dingin. Karena itu, Herman meminta Kementerian Pertanian meninjau ulang sistem tata niaga dan memperkuat sistem informasi untuk seluruh produksi pertanian dan pangan pokok. Dengan demikian, dia berharap bisa memberikan kepastian suplai dan permintaan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga cabai naik, DPR tuding ulah spekulan
JAKARTA. DPR mensinyalir melambungnya harga cabai bukan semata-mata karena kekurangan produksi dari petani. Politisi Senayan menduga melonjaknya harga cabai karena faktor-faktor non produksi.Wakil Ketua Komisi IV DPR E. Herman Khaeron menduga setidaknya ada empat faktor yang menyebabkan melambungnya harga cabai. Pertama, Herman menduga kenaikan harga cabai karena permainan spekulan. Dia menduga, spekulan berperan penting mendongkrak harga cabai hingga 200% sampai 300%. "Sebenarnya pedagang eceran pun ingin harga cepat turun karena penjualan mereka tidak laku," katanya, Jumat (7/1)Kedua, Herman menduga kenaikan harga cabai karena perubahan iklim atau curah hujan yang panjang. Ketiga, anggota fraksi Partai Demokrat ini menduga ada sistem distribusi di awal tahun yang belum normal. Keempat, dia menduga ada permintaan ekspor yang tinggi karena Eropa, Amerika Serikat dan Asia sedang mengalami musim dingin. Karena itu, Herman meminta Kementerian Pertanian meninjau ulang sistem tata niaga dan memperkuat sistem informasi untuk seluruh produksi pertanian dan pangan pokok. Dengan demikian, dia berharap bisa memberikan kepastian suplai dan permintaan.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News