JAKARTA. Harga cengkeh tahun ini kemungkinan besar tak akan sebaik harganya tahun lalu. Sebaliknya, harga cengkeh malah cenderung turun. Sebab, suplai cengkeh pada musim panen raya tahun ini akan meningkat. Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan, produksi cengkeh pada musim panen tahun ini, yang diperkirakan terjadi pada Juni hingga September, akan meningkat lebih dari 1.000 ton menjadi sekitar 83.929 ton. Setidaknya ada dua faktor yang membuat produksi cengkeh tahun ini meningkat. Pertama, produksi pada musim panen raya tahun ini akan lebih tinggi seiring faktor musiman yang terjadi setiap empat tahun sekali. "Biasanya setiap empat tahun itu panen raya, karena curah hujan baik maka produksi juga meningkat, setahun setelahnya cenderung akan turun dan begitu seterusnya," ujar Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Soetardjo.Kedua, produski cengkeh juga karena perluasan lahan. Bila pasokan bertambah, maka harga cengeh tentu akan tertekan. Saat ini harga cengkeh sudah susut menjadi Rp 50.000-Rp 55.000 per kilogram (kg). Padahal tahun lalu harga cengkeh di tingkat petani mencapai Rp 65.000 per kg. Menurut Soetardjo, sejauh ini penurunan harga cengkeh tersebut masih wajar dan belum membuat petani merugi. "Kalau harganya masih di atas Rp 40.000 per kg petani masih untung," imbuhnya. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Achmad Mangga Barani mengemukakan, pemerintah sudah memiliki kebijakan agar harga cengkeh petani tak terlalu anjlok. Caranya, mengatur perluasan lahan tanaman cengkeh agar penambahan lahan tidak terlalu luas. Dengan begitu diharapkan produksi cengkeh tidak berlebih dan harga bisa dijaga tetap stabil. "Karenanya kalau pun ada peningkatan produksi, peningkatannya tidak terlalu signifikan karena memang kita mengatur itu, disesuaikan dengan kebutuhan" tegasnya. Saat ini, Indonesia memiliki beberapa sentra-sentra tanaman cengkeh tersebar di sejumlah daerah. Antara lain di Sulawesi Utara, maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Barat. Adapun penyerap komoditas cengkeh paling banyak di Indonesia adalah industri rokok, khususnya rokok kretek. Tingkat penyerapannya mencapai 95%. Sisanya diserap oleh beberapa industri lain, seperti industri obat-obatan, bumbu masak, dan parfum.
Harga Cengkeh Kian Kisut
JAKARTA. Harga cengkeh tahun ini kemungkinan besar tak akan sebaik harganya tahun lalu. Sebaliknya, harga cengkeh malah cenderung turun. Sebab, suplai cengkeh pada musim panen raya tahun ini akan meningkat. Kementerian Pertanian (Kementan) memperkirakan, produksi cengkeh pada musim panen tahun ini, yang diperkirakan terjadi pada Juni hingga September, akan meningkat lebih dari 1.000 ton menjadi sekitar 83.929 ton. Setidaknya ada dua faktor yang membuat produksi cengkeh tahun ini meningkat. Pertama, produksi pada musim panen raya tahun ini akan lebih tinggi seiring faktor musiman yang terjadi setiap empat tahun sekali. "Biasanya setiap empat tahun itu panen raya, karena curah hujan baik maka produksi juga meningkat, setahun setelahnya cenderung akan turun dan begitu seterusnya," ujar Ketua Asosiasi Petani Cengkeh Indonesia (APCI) Soetardjo.Kedua, produski cengkeh juga karena perluasan lahan. Bila pasokan bertambah, maka harga cengeh tentu akan tertekan. Saat ini harga cengkeh sudah susut menjadi Rp 50.000-Rp 55.000 per kilogram (kg). Padahal tahun lalu harga cengkeh di tingkat petani mencapai Rp 65.000 per kg. Menurut Soetardjo, sejauh ini penurunan harga cengkeh tersebut masih wajar dan belum membuat petani merugi. "Kalau harganya masih di atas Rp 40.000 per kg petani masih untung," imbuhnya. Direktur Jenderal Perkebunan Kementan Achmad Mangga Barani mengemukakan, pemerintah sudah memiliki kebijakan agar harga cengkeh petani tak terlalu anjlok. Caranya, mengatur perluasan lahan tanaman cengkeh agar penambahan lahan tidak terlalu luas. Dengan begitu diharapkan produksi cengkeh tidak berlebih dan harga bisa dijaga tetap stabil. "Karenanya kalau pun ada peningkatan produksi, peningkatannya tidak terlalu signifikan karena memang kita mengatur itu, disesuaikan dengan kebutuhan" tegasnya. Saat ini, Indonesia memiliki beberapa sentra-sentra tanaman cengkeh tersebar di sejumlah daerah. Antara lain di Sulawesi Utara, maluku, Sulawesi Tengah, Sulawesi Tenggara, dan Sumatera Barat. Adapun penyerap komoditas cengkeh paling banyak di Indonesia adalah industri rokok, khususnya rokok kretek. Tingkat penyerapannya mencapai 95%. Sisanya diserap oleh beberapa industri lain, seperti industri obat-obatan, bumbu masak, dan parfum.