JAKARTA. Fluktuasi harga CPO tak serta-merta membuat produsen minyak goreng kemasan menaikkan harga. Amri Donal, Manajer Administrasi Operasional PT Salim Ivomas Pratama mengatakan, minyak goreng dalam kemasan produksi Indofood yang beredar di pasaran ialah yang sudah tersedia di gudang distributor sejak sebulan lalu. Jadi, harga CPO yang terjadi hari ini, tak langsung mengubah harga minyak goreng Indofood."Harga di tingkat bawah itu dikendalikan oleh distributor, kami sendiri tidak mudah mengubah harga," ujar Amri kepada KONTAN, Rabu (22/9). Menurutnya, pasar minyak goreng di Indonesia agak berbeda dengan di luar negeri. Meski harga minyak goreng di luar negeri mengikuti pergerakan harga CPO, namun tak demikian halnya dengan di Indonesia.Bila harga CPO naik, harga minyak goreng dalam kemasan di Indonesia lambat mengikuti. Sebaliknya, bila harga CPO turun, harga minyak goreng dalam kemasan pun tak langsung turun. "Harga minyak goreng dalam kemasan bermerek tak mudah berubah-ubah, saya sendiri belum mendengar rencana manajemen meningkatkan harga jual minyak goreng dalam kemasan," tegas Amri.Hal yang sama juga diakui oleh Daud Dharsono, Presiden Direktur PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. Menurutnya, pergerakan harga CPO tak langsung terefleksi pada harga minyak goreng dalam kemasan. Hal ini berbeda dengan harga minyak goreng curah yang memang bergerak seiring dengan harga CPO."Perusahaan mengevaluasi harga minyak goreng kemasan dalam kurun waktu tiga bulan sampai enam bulan, jadi kalau harga CPO hari ini naik, tak berarti harga migor kemasan kami besok naik," kata Daud. Sinar Mas merupakan produsen minyak goreng Filma dan Kunci Mas.Sekadar catatan, di Indonesia ada delapan perusahaan swasta menguasai sebagian besar pasar minyak goreng dalam kemasan. Perusahaan swasta itu antara lain Grup Wilmar Internasional, Grup Musim Mas, Grup Sinar Mas, Grup Sungai Budi, Grup PT Perkebunan, Grup Berlian Ekasakti, Grup Raja Garuda Mas, dan Grup Salim.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO berfluktuasi, harga migor kemasan anteng
JAKARTA. Fluktuasi harga CPO tak serta-merta membuat produsen minyak goreng kemasan menaikkan harga. Amri Donal, Manajer Administrasi Operasional PT Salim Ivomas Pratama mengatakan, minyak goreng dalam kemasan produksi Indofood yang beredar di pasaran ialah yang sudah tersedia di gudang distributor sejak sebulan lalu. Jadi, harga CPO yang terjadi hari ini, tak langsung mengubah harga minyak goreng Indofood."Harga di tingkat bawah itu dikendalikan oleh distributor, kami sendiri tidak mudah mengubah harga," ujar Amri kepada KONTAN, Rabu (22/9). Menurutnya, pasar minyak goreng di Indonesia agak berbeda dengan di luar negeri. Meski harga minyak goreng di luar negeri mengikuti pergerakan harga CPO, namun tak demikian halnya dengan di Indonesia.Bila harga CPO naik, harga minyak goreng dalam kemasan di Indonesia lambat mengikuti. Sebaliknya, bila harga CPO turun, harga minyak goreng dalam kemasan pun tak langsung turun. "Harga minyak goreng dalam kemasan bermerek tak mudah berubah-ubah, saya sendiri belum mendengar rencana manajemen meningkatkan harga jual minyak goreng dalam kemasan," tegas Amri.Hal yang sama juga diakui oleh Daud Dharsono, Presiden Direktur PT Sinar Mas Agro Resources & Technology Tbk. Menurutnya, pergerakan harga CPO tak langsung terefleksi pada harga minyak goreng dalam kemasan. Hal ini berbeda dengan harga minyak goreng curah yang memang bergerak seiring dengan harga CPO."Perusahaan mengevaluasi harga minyak goreng kemasan dalam kurun waktu tiga bulan sampai enam bulan, jadi kalau harga CPO hari ini naik, tak berarti harga migor kemasan kami besok naik," kata Daud. Sinar Mas merupakan produsen minyak goreng Filma dan Kunci Mas.Sekadar catatan, di Indonesia ada delapan perusahaan swasta menguasai sebagian besar pasar minyak goreng dalam kemasan. Perusahaan swasta itu antara lain Grup Wilmar Internasional, Grup Musim Mas, Grup Sinar Mas, Grup Sungai Budi, Grup PT Perkebunan, Grup Berlian Ekasakti, Grup Raja Garuda Mas, dan Grup Salim.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News