Harga CPO bergerak mendatar



JAKARTA. Setelah tertekan enam hari, harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) naik. Penguatan harga minyak mentah dunia sampai ke level US$ 100 per barel dalam dua hari terakhir ikut mengangkat harga CPO.

Di Bursa Derivatif Malaysia, Kamis (4/7) pukul 16.26 WIB, harga CPO untuk pengiriman September 2013 menguat 0,38% menjadi RM 2.374 per metrik ton dibanding harga hari sebelumnya. Kenaikan ini terjadi setelah selama hampir seminggu CPO turun 5,38%.

Harga minyak WTI terus naik akibat kekacauan politik di Mesir dan menurunnya tingkat persediaan minyak di Amerika Serikat. Chandran Sinnasamy, analis pasar komoditas dari LT International Futures Sdn, kepada Bloomberg mengatakan bahwa penguatan harga minyak mendorong kenaikan permintaan minyak nabati.


Renji Betari, analis komoditas dari Bursa Berjangka Jakarta menambahkan, selain ditopang kenaikan harga minyak, penguatan harga CPO juga akibat perkiraan pasar terhadap semakin berkurangnya persediaan CPO. "Saat ini mulai masuki musim panas, pada kondisi seperti itu stok biasanya berkurang, sementara permintaan bertambah, ekspektasi semacam itu memicu naiknya CPO," katanya.

Ariston Tjendra, analis Monex Investindo Futures memperkirakan, penguatan harga CPO dua hari ini kemungkinan tidak akan berlangsung lama. Ini bisa dilihat dari pola kenaikan harga yang cenderung tipis dan hanya bergerak di level tertinggi dan terendah dalam rentang tiga hari terakhir di kisaran RM 2. 324 - RM 2.376 per metrik ton.

Dari sisi fundamental, harga CPO sudah kehabisan tenaga untuk menguat. CPO justru mendapat tekanan dari semakin muramnya prospek pemulihan ekonomi China, konsumen CPO terbesar di dunia. "Tren CPO saat ini masih turun. Kenaikan permintaan Ramadan hanya menopang pergerakan harga CPO secara musiman, dan itu mulai mengecil kekuatannya," katanya.

Secara teknikal, Ariston mengatakan bahwa sepekan ke depan harga CPO akan cenderung bergerak datar. Tren ini antara lain bisa dilihat dari moving average convergence divergence yang cenderung bergerak datar. Harga yang sampai masih berada di bawah moving average 50,100 dan 200 menunjukkan bahwa potensi koreksi CPO masih cukup besar. Ariston memperkirakan, sepekan ke depan harga CPO akan bergerak datar di kisaran RM 2.290 - RM 2.380 per metrik ton.

Renji justru menduga, harga CPO selama sepekan akan cenderung menguat ke kisaran RM 2.360 - RM 2.450 per metrik ton. "Ini akan mengikuti rally harga minyak yang saat ini menyentuh level US$ 100 per barel," katanya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Wahyu T.Rahmawati