JAKARTA. Performa harga minyak sawit mentah atau
crude palm oil memburuk. Bahkan penurunan bisa terus terjadi sepanjang pekan depan berkaca dari besarnya pengaruh katalis negatif di pasar fundamental saat ini. Mengutip
Bloomberg, Jumat (28/4) pukul 16.13 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juli 2017 di Malaysia Derivative Exchange melorot 1,03% menjadi RM 2.488 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Sejalan, dalam sepekan harganya sudah tergerus 0,63%. Analis Central Capital Futures Wahyu Tribowo Laksono menjelaskan, aksi
profit taking membayangi pergerakan harga. Pasalnya pekan lalu harga sempat melambung. Maka wajar jika pelaku pasar berupaya untuk mengambil untung dan melepas CPO.
"Selain memang rentang harga saat ini terbilang sempit akibat beberapa katalis negatif yang membayangi pasar CPO," jelas Wahyu. Salah satu penyebab tersungkurnya CPO kal ini berkat penguatan ringgit Malaysia yang signifikan dan berlangsung dalam beberapa hari terakhir. Hingga pukul 16.15 WIB, pasangan USD/MYR melemah 0,17% ke level 4,3395 dibanding hari sebelumnya. Laporan ekspor CPO Malaysia yang ikut merosot menambah beban komoditas energi ini. Data Intertek Testing Service mencatat, ekspor Negeri Jiran periode 1-25 April 2017 turun 3,4% menjadi 866.297 ton dibanding periode yang sama bulan sebelumnya. Padahal, Malaysia Palm Oil Board memperkirakan, produksi Malaysia periode 1-20 April 2017 melambung 18,5% dibanding periode yang sama bulan lalu. Kenaikan produksi ini disebabkan terkereknya produksi CPO di Peninsular Malaysia sebesar 20,4% dan di Sabah sebanyak 18,9%. "Hanya saja penurunan masih terbatas walau pekan depan koreksi masih terbuka," tebak Wahyu. Dugaan ini berkaca pada laporan ekspor Malaysia yang secara nilai di kuartal I-2017 masih lebih tinggi dibanding kuartal I-2016 lalu atau naik 37% menjadi RM 3,31 miliar. Tentunya hal ini bisa menyuntik harapan bagi
robound harga CPO. Namun selama belum ada kenaikan permintaan yang signifikan di pasar jelang Ramadhan maka harga berpotensi tertahan. "Ada tarik menarik sentimen tapi yang lebih dilihat pasar adalah laporan bahwa produksi naik dan belum ada sokongan permintaan yang positif," jelas Wahyu. Potensi rebound Ditambahkan Faisyal,
Research and Analyst PT Monex Investindo Futures, keringnya permintaan CPO lantaran harga minyak mentah sedang murah. Alhasil, pasar lebih memilih menggunakan minyak mentah ketimbang minyak kelapa sawit. "Untungnya harga minyak kedelai tercatat positif naik, jadi setidaknya di lain sisi ada yang menjaga permintaan pasar terhadap CPO," imbuh Faisyal.
Keadaan bisa berbalik jika permintaan selama Ramadhan dan Lebaran menunjang harga. "Kalau ini benar naik signifikan dan berhasil mengempiskan pasokan CPO di pasar maka harga bisa juga naik ke RM 2.700 per metrik ton," tebak Faisyal. Dari sisi teknikal mingguan Faisyal menjabarkan, harga saat ini bergerak di bawah
moving average (MA) 50,100 dan 200 mendukung penurunan lanjutan. Sejalan dengan garis
moving average convergence divergence (MACD) di area minus 72 berpola
downtrend. Hanya saja
relative strength index (RSI) level 34,94 dan
stochastic level 1,48 keduanya sudah masuk area
oversold dan berpotensi
rebound jangka pendek. "Sepanjang pekan depan harga CPO bergerak di kisaran RM 2.400-RM 2.600 per metrik ton," tebak Faisyal. Senada, Wahyu menebak CPO ada di antara RM 2.400-RM 2.600 per metrik ton. Cek Berita dan Artikel yang lain di
Google News Editor: Sanny Cicilia