Harga CPO dalam Tren Naik, Bagaimana Prospeknya ke Depan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit (crude palm oil/CPO) masih nyaman berada di zona hijau. Meski demikian, diprediksi harganya akan terkoreksi jelang akhir tahun.

Melansir dari Trading Economics, per pukul 18.34 WIB harga CPO tercatat di level MYR 4.000/ton atau naik 0,55% dari hari sebelumnya. Sementara sepekan terakhir harganya naik 6,87% dan dalam sebulan telah naik 5,71%.

Direktur PT Laba Forexindo Berjangka Ibrahim Assuabi mengatakan pendorong kenaikan harga CPO karena negara-negara importir, seperti India, China, Korea Selatan, dan Jepang mulai mempersiapkan diri untuk melakukan stok guna kebutuhan minyak goreng di Desember.


Selain itu, faktor cuaca dari El Nino Juga turut mempengaruhi produksi CPO yang turun signifikan.

Baca Juga: Ini Strategi Triputra Agro Persada (TAPG) Hadapi Efek El Nino Tahun Depan

Faktor lainnya dari kenaikan harga minyak alternatif sejenis seperti minyak kacang kedelai dan minyak bunga matahari. 

"Lalu juga dari sengatan salah satu Capres dan Cawapres terkait kebijakan hilirisasi CPO membuat harganya kembali naik," ujarnya kepada Kontan.co.id, Kamis (16/11).

Menurut Ibrahim, seandainya terjadi hilirisasi maka CPO Indonesia tidak akan ekspor. Sebab permintaan akan melonjak tinggi, lalu juga ditambah adanya perubahan kebijakan biodiesel yang bisa semakin mendorong penyerapan di dalam negeri.

Dari berbagai hal tersebut, Ibrahim memproyeksikan harga CPO masih bisa naik selama bulan ini ke MYR 4.100/ton. Namun, memasuki bulan Desember diprediksi akan terjadi koreksi akibat lonjakan yang cukup tinggi di bulan ini.

"Harga ke MYR 3.800/ton di akhir tahun," katanya.

Baca Juga: Serapan Capex Dharma Satya Nusantara (DSNG) Sudah Hampir 100%

Adapun untuk tahun depan, prospek CPO masih disebut tetap positif. Ibrahim memperkirakan rata-rata harga CPO akan berada di level MYR 4.000/ton.

"Pendorongnya jika hilirisasi terwujud dan kebijakan biodiesel terkait penggunaan 100% CPO pada avtur terlaksana, itu akan mendorong permintaan yang signifikan," imbuhnya.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi