Harga CPO dipapas proyeksi banjir suplai



JAKARTA. Pelaku pasar perlu mewaspadai potensi penurunan harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO). Para pengamat melihat ada potensi pasokan CPO dunia kembali naik.

Berbagai komunitas CPO di dunia memperkirakan, produksi minyak sawit dari Indonesia dan Malaysia bakal mulai pulih pada semester kedua tahun ini. Produksi CPO di Februari ini juga berpotensi meningkat. "Kenaikan harga belakangan ini merangsang produsen menambah produksi, apalagi musim kering sudah selesai," jelas Wahyu Tribowo Laksono, Analis Central Capital Futures.

Di saat yang sama, permintaan CPO malah lesu. Surve kargo dari Intertek Testing Services menunjukkan ekspor CPO Malaysia periode 1-20 Februari terkikis 0,8% menjadi 733.288 ton. Hal ini membuat harga CPO kembali tertekan.


Kemarin (22/2), harga CPO kontrak pengiriman Mei 2017 bertengger di RM 2.809 per ton. Jadi, selama bulan Februari, harga CPO sudah merosot sekitar 3,91%. Sekadar info, harga CPO sempat mencapai RM 3.013 per ton pada awal Februari (8/2).

Sebelumnya, pasokan yang ketat sempat membuat harga komoditas perkebunan ini melesat. Selama bulan Januari lalu, CPO cenderung bertahan di atas level RM 3.000 per ton. Namun, mulai awal Februari, CPO meninggalkan level RM 3.000 per ton, seiring dengan proyeksi kenaikan produksi.

Para pengamat menilai potensi naiknya pasokan CPO masih menjadi ancaman bagi harga. Jika harga CPO mampu bertahan di atas RM 2.800 per ton, Wahyu memperkirakan harga komoditas ini bisa kembali menyentuh RM 3.000 per ton tahun ini. Tetapi jika harga jatuh ke bawah RM 2.500 per ton, maka ada potensi harga terkonsolidasi di area RM 2.000-RM 2.400 per ton.

Pajak ekspor

Agus Chandra, Research and Analyst Monex Investindo Futures menambahkan, baik Malaysia maupun Indonesia menaikkan pajak ekspor CPO. Mulai Maret, Malaysia akan menaikkan pajak ekspor CPO jadi 8% per ton dari 7,5%. Pasar memandang, kenaikan ini dapat mengurangi permintaan CPO Malaysia.

Sementara di Indonesia, pemerintah mengerek bea keluar CPO jadi US$ 18 per ton dari sebelumnya US$ 3 per ton. "Tetapi ini dipandang dapat mengurangi pasokan global," kata Agus.

Kekhawatiran lemahnya permintaan CPO Malaysia akan membayangi harga dalam jangka menengah. Tetapi ada harapan dari impor CPO India yang berpotensi meningkat. Ini seiring rencana India menurunkan bea impor CPO sebesar 5%.

Secara teknikal, Agus melihat harga CPO bergerak di bawah MA50 dan MA100, meski di atas MA200, menunjukkan tren pelemahan jangka menengah. Indikator MACD berada di area negatif 67 sehingga mendukung tren bearish. Tapi indikator RSI naik ke level 28 dan stochastic menguat ke level 8, buka peluang rebound jangka pendek.

Agus memperkirakan harga CPO hari ini (23/2) akan menguat dan bergerak di kisaran RM 2.750-RM 2.900 per metrik ton. Sedangkan prediksi Wahyu, CPO akan bergerak di rentang RM 2.650-RM 2.900 per metrik ton dalam sepekan ke depan.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Barratut Taqiyyah Rafie