KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Tren kenaikan harga crude palm oil (CPO) kembali terjadi. Saat ini, harga CPO untuk kontrak hingga Oktober 2019 berada di level US$ 500,53 per ton. Di Bursa Malaysia, harga CPO saat ini sudah ada di level RM 2.061 per ton. Harga CPO saat ini dinilai masih akan mampu menguat. Direktur PT Garuda Berjangka Ibrahim mengatakan bahwa harga CPO saat ini tergolong bagus. Hal ini karena Ibrahim menilai prospek penjualan kelapa sawit di India ke depan akan naik. Baca Juga: Analis: Kinerja oke, saham Indofood (INDF) & Indofood CBP (ICBP) maintain buy
Ibrahim juga berpendapat ekspor CPO Indonesia ke India di kuartal ketiga akan meningkat. Alasannya kondisi politik India sudah kondusif setelah pemilihan perdana menteri dan adanya peningkatan kebutuhan di India. "India agak lebih getol impor CPO dari Indonesia," tutur Ibrahim. Selain itu, Ibrahim juga menyebut faktor perang dagang turut mendorong peningkatan harga CPO. Dia menilai jika pertemuan antara AS dan Tiongkok yang terjadi awal pekan ini menghasilkan hasil yang positif akan mengangkat sentimen positif bagi harga CPO. Baca Juga: Kadin dan pemerintah akan kawal pasar sawit di Uni Eropa "Kalau seandainya dari pertemuan dua hari tersebut memberikan harapan untuk persetujuan, hal ini mengindikasikan bahwa impor kedelai Tiongkok dari AS akan meningkat. Peningkatan impor ini akan mengangkat harga CPO," jelas Ibrahim. Hanya saja, Ibrahim menilai penguatan harga CPO akan sedikit terhambat oleh beberapa kasus. Salah satunya, permasalahan sawit di biodiesel yang ditahan di Uni Eropa. Hal ini menyebabkan laju penguatan harga CPO di Indonesia tertahan. "CPO di Indonesia ini kan hampir 20% untuk biodiesel. Ekspor biodiesel kemungkinan besar akan tertahan karena terkena biaya impor sebesar 3%-8%," jelas Ibrahim.