JAKARTA. Perhatian pasar akan tertuju pada rilis data non-farm payroll AS pada Jumat (8/5) malam. Di tengah penantian itu harga komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO) ikut tertekan. Mengutip Bloomberg, Jumat (8/5) pukul 15.30 WIB harga CPO kontrak pengiriman Juli 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange tercatat merosot 1,33% ke level RM 2.144 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir harga CPO masih melesat 1,99%. Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan bahwa koreksi yang terjadi karena dugaan rilis data AS nanti cukup bagus. Jika rilis data tenaga kerja tersebut bagus maka dugaan kenaikan suku bunga AS pada pertengahan tahun 2015 ini masih akan terjaga. “Data tenaga kerja penting bagi kelanjutan kebijakan moneter AS selain itu bisa membuat index USD menanjak dan menggerus kekuatan CPO,” papar Wahyu. Diduga non-farm payroll AS April 2015 naik dari 126.000 menjadi 228.000. Ini akan mendukung penguatan USD dan menggerus kekuatan komoditas termasuk CPO. “Keadaan fundamental juga belum berubah, permintaan masih lesu karena ekonomi global yang loyo,” tambah Wahyu. Ini terlihat dari prediksi survey Bloomberg bahwa ekspor CPO Malaysia yang turun 6% ke 1,11 juta ton pada April 2015. Sementara Intertek menduga bahwa ekspor CPO akan terkikis 7,2% ke 1,07 juta ton. Wahyu menduga harga CPO pada penutupan pasar Jumat (8/5) akan bergerak di kisaran RM 2.100 – RM 2.300 per metrik ton. “Sepekan mendatang bisa berkisar di RM 2.000 – RM 2.700 per metrik ton,” tutup Wahyu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO disetir data tenaga kerja Amerika
JAKARTA. Perhatian pasar akan tertuju pada rilis data non-farm payroll AS pada Jumat (8/5) malam. Di tengah penantian itu harga komoditas seperti minyak sawit mentah (CPO) ikut tertekan. Mengutip Bloomberg, Jumat (8/5) pukul 15.30 WIB harga CPO kontrak pengiriman Juli 2015 di bursa Malaysia Derivative Exchange tercatat merosot 1,33% ke level RM 2.144 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Namun, dalam sepekan terakhir harga CPO masih melesat 1,99%. Wahyu Tri Wibowo, Analis Central Capital Futures mengatakan bahwa koreksi yang terjadi karena dugaan rilis data AS nanti cukup bagus. Jika rilis data tenaga kerja tersebut bagus maka dugaan kenaikan suku bunga AS pada pertengahan tahun 2015 ini masih akan terjaga. “Data tenaga kerja penting bagi kelanjutan kebijakan moneter AS selain itu bisa membuat index USD menanjak dan menggerus kekuatan CPO,” papar Wahyu. Diduga non-farm payroll AS April 2015 naik dari 126.000 menjadi 228.000. Ini akan mendukung penguatan USD dan menggerus kekuatan komoditas termasuk CPO. “Keadaan fundamental juga belum berubah, permintaan masih lesu karena ekonomi global yang loyo,” tambah Wahyu. Ini terlihat dari prediksi survey Bloomberg bahwa ekspor CPO Malaysia yang turun 6% ke 1,11 juta ton pada April 2015. Sementara Intertek menduga bahwa ekspor CPO akan terkikis 7,2% ke 1,07 juta ton. Wahyu menduga harga CPO pada penutupan pasar Jumat (8/5) akan bergerak di kisaran RM 2.100 – RM 2.300 per metrik ton. “Sepekan mendatang bisa berkisar di RM 2.000 – RM 2.700 per metrik ton,” tutup Wahyu. Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News