BANGKOK. Pergerakan harga crude palm oil (CPO) masih terus menurun. Pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Februari turun sebesar 0,7% menjadi 2.370 ringgit atau US$ 779 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Sementara, pada penutupan sesi siang di Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di level 2.372 ringgit. Aksi jual yang melanda harga CPO masih berkaitan dengan cadangan CPO yang kian membengkak di Malaysia dari rekor tertingginya. Berdasarkan data yang ada, stok cadangan CPO Malaysia melonjak ke rekor tertingginya mencapai 2,51 juta ton pada bulan lalu. "Level cadangan CPO akan menanjak lagi pada November karena tingkat produksi terlihat sangat baik. Sedangkan untuk tingkat ekspor pergerakannya terlihat stagnan seperti bulan lalu," jelas Arhnue Tan, analis Alliance Research Sdn. Selain itu, penurunan harga kelapa sawit ini juga berkaitan dengan prediksi Dorab Mistry dari Godrej International yang menyatakan bahwa minyak sayur ini akan jatuh ke dalam bear market tahun depan. "Harga CPO akan jatuh di bawah 2.200 ringgit pada Agustus atau sebelumnya seiring cadangan dan produksi yang melonjak," jelas Mistry dalam konferensi di Bali.Sekadar catatan, sepanjang tahun ini, harga CPO sudah merosot 25% tahun ini seiring perlambatan ekonomi di Eropa dan China yang memangkas tingkat permintaan. Di sisi lain, tingkat produksi CPO malah meningkat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News
Harga CPO masih belum mampu bangkit
BANGKOK. Pergerakan harga crude palm oil (CPO) masih terus menurun. Pagi tadi, harga kontrak CPO untuk pengantaran Februari turun sebesar 0,7% menjadi 2.370 ringgit atau US$ 779 per metrik ton di Malaysia Derivatives Exchange. Sementara, pada penutupan sesi siang di Kuala Lumpur, kontrak yang sama berada di level 2.372 ringgit. Aksi jual yang melanda harga CPO masih berkaitan dengan cadangan CPO yang kian membengkak di Malaysia dari rekor tertingginya. Berdasarkan data yang ada, stok cadangan CPO Malaysia melonjak ke rekor tertingginya mencapai 2,51 juta ton pada bulan lalu. "Level cadangan CPO akan menanjak lagi pada November karena tingkat produksi terlihat sangat baik. Sedangkan untuk tingkat ekspor pergerakannya terlihat stagnan seperti bulan lalu," jelas Arhnue Tan, analis Alliance Research Sdn. Selain itu, penurunan harga kelapa sawit ini juga berkaitan dengan prediksi Dorab Mistry dari Godrej International yang menyatakan bahwa minyak sayur ini akan jatuh ke dalam bear market tahun depan. "Harga CPO akan jatuh di bawah 2.200 ringgit pada Agustus atau sebelumnya seiring cadangan dan produksi yang melonjak," jelas Mistry dalam konferensi di Bali.Sekadar catatan, sepanjang tahun ini, harga CPO sudah merosot 25% tahun ini seiring perlambatan ekonomi di Eropa dan China yang memangkas tingkat permintaan. Di sisi lain, tingkat produksi CPO malah meningkat.Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News