Harga CPO Masih Loyo, Bagaimana Propesk Emiten CPO ke Depan?



KONTAN.CO.ID - JAKARTA. Harga minyak kelapa sawit alias crude palm oil (CPO) tercatat masih negatif. Melansir Trading Economics, Kamis (10/8), harga CPO turun 3,68% dalam sebulan terakhir.

Pelemahan permintaan CPO juga sedang terjadi, dengan angka impor CPO Eropa yang hanya 952,2 ton sejak Januari hingga Juli 2023. Jumlah tersebut anjlok 33% dibandingkan periode yang sama tahun lalu yang sebesar 1,27 juta ton.

Investment Analyst Infovesta Kapital Advisori Fajar Dwi Alfian mengatakan, rendahnya permintaan CPO Eropa disebabkan beberapa faktor. 


Pertama, negara-negara Eropa tengah melakukan kampanye menolak kelapa sawit, karena dinilai tidak ramah lingkungan. Kedua, ekonomi kawasan Eropa yang saat ini sedang tertekan.

Baca Juga: Multisarana Intan Eduka (MSIE) Targetkan Ekspansi ke Jawa Tengah dan Bali

“Pada kuartal II 2023, Jerman mengalami resesi. Lalu, inflasi yang masih tinggi di kawasan Eropa juga menekan daya beli konsumen,” ujarnya kepada Kontan, Kamis (10/8).

Kondisi tersebut pun akan mempengaruhi kinerja emiten CPO di tahun 2023. Sebab, harga CPO di tahun lalu sedang ada di level tertinggi.

“Penurunan harga CPO di tahun ini terjadi bersamaan dengan menurunnya harga komoditas pangan lain dan energi,” tuturnya.

Menurut Fajar, harga CPO hingga akhir tahun 2023 masih akan fluktuatif akibat adanya beberapa faktor. Pertama, situasi geopolitik di Ukraina-Rusia.

Baca Juga: FKS Food Sejahtera (AISA) Optimistis Kinerja Membaik di Semester II 2023

Kedua, pemulihan ekonomi China yang masih belum jelas. Ketiga, ada fenomena El Nino yang berpotensi mengerek harga CPO, tetapi berpotensi juga menurunkan produktivitas emiten CPO.

Oleh karena itu, Fajar masih belum merekomendasikan emiten CPO saat ini.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Tendi Mahadi