Harga CPO masih sulit tembus RM 2.850



JAKARTA. Harga minyak sawit mentah alias crude palm oil (CPO) menukik ke level terendah sejak Oktober 2016 silam. Beban besar datang dari laporan turunnya ekspor Malaysia sepanjang dua bulan terakhir bersamaan dengan kekhawatiran penurunan permintaan global.

Mengutip Bloomberg, Kamis (13/4) pukul 17.00 WIB, harga CPO kontrak pengiriman Juni 2017 di Malaysia Derivative Exchange merosot 0,88% ke level RM 2.566 per metrik ton dibanding hari sebelumnya. Bahkan dalam sepekan terakhir, harga CPO sudah rontok 5,24%.

Deddy Yusuf Siregar, Research and Analyst PT Asia Tradepoint Futures menjelaskan, beban harga CPO datang dari kekhawatiran banjirnya pasokan minyak kedelai di pasar global dan rendahnya harga jual, maka permintaan dan harga CPO akan cenderung tertahan.


Sebagai gambaran, dari data Malaysia Palm Oil Board, pengiriman CPO sepanjang Februari-Maret 2016 mencapai 2,5 juta ton, sementara tahun ini hanya 2,4 juta ton. Artinya terjadi penurunan daya beli pada CPO.

“Hal ini yang mengarahkan pada dugaan bahwa sepanjang pekan depan harga CPO masih bisa koreksi,” prediksi Deddy.

Saat terjadi kekeringan permintaan global, ekspor justru membanjiri pasar. “Rentangnya memang masih sempit, karena ada tarik menarik katalis,” ujar Deddy.

Belum lagi, rencana yang dilayangkan oleh Parlemen Eropa yang menolak adanya impor biofuel berbahan CPO pada 2020 mendatang turut memberikan beban bagi harga. Pengaruhnya tidak besar namun spekulasi ini ikut menjegal peluang CPO untuk naik lagi.

“Selama harga belum menembus level RM 2.850 per metrik ton maka kecendrungan turun masih terbuka,” prediksi Deddy.

Cek Berita dan Artikel yang lain di Google News

Editor: Dupla Kartini